Suara.com - Stigma negatif telah lama disandang oleh penderita tunanetra. Meski demikian, hal itu coba dipatahkan oleh Dimas Prasetyo Muharram.
Dimas merupakan penderita tunanetra sekaligus pendiri komunitas Karya Tunanetra. Ditemui Suara.com beberapa waktu lalu, Dimas mengatakan ia ingin membuktikan kepada masyarakat bahwa tunanetra juga bisa memberikan manfaat bagi masyarakat.
"Kita harus show off ke masyarakat bahwa kaum tunanetra juga bisa lho melakukan banyak hal. Seperti menulis, membuat website, dan lainnya," ungkapnya dalam acara Society & Humanity Outlook 2021, Gedung Smesco Convention Hall, Selasa (4/1/2022).
Ia juga meyakini bahwa kekurangan dapat menjadi kelebihan.
Baca Juga: Ulasan Buku Jomblo Jangan Menangis, Memaknai Kesendirian dari Cara Berbeda
"Bagaimana untuk membuat kaum disabilitas bisa inklusif? Kita harus menonjolkan kekuatan kita dan kelebihan kita," tambahnya.
Itu juga yang membuat Dimas meluncurkan website KartuNet pada tahun 2006 lalu. Ia mengatakan bahwa website ini bisa menjadi wadah bagi teman-teman tunanetra untuk meningkatkan kemampuan mereka.
"Mungkin kita tidak bisa melihat, tapi kita bisa melakukan sesuatu. Karena itu kita di KartuNet biasa menghadirkan pelatihan dan tutorial tentang teknologi. Terus kita juga menghadirkan pelatihan literasi seperti workshop penulisan," ungkapnya lebih lanjut.
Selain berdampak baik untuk kaum tunanetra, ia juga berencana untuk membangun sebuah platform baru yang didasari kondisi pandemi saat ini.
"Jadi kita lagi cari funding untuk membuat suatu platform, dan kita belajar dari kondisi pandemi. Sebetulnya pandemi juga dialami oleh teman disabilitas. Dan kita ingin membuat platform untuk meningkatkan keterampilan komputer kepada teman tunanetra," ungkapnya.
Baca Juga: Pentingnya Mempelajari Pendidikan Hati dari Buku Agar Hati Tidak Keras
"Tidak sampai di situ, kita juga ingin mengembangkan skill lainnya. Kalau ada teman disabilitas yang punya skill bahasa asing dan musik, kita juga ingin membuat platform untuk tempat mereka belajar," pungkasnya.