Suara.com - Menjadi pendengar yang baik merupakan salah satu sifat positif yang harus dimiliki semua orang, termasuk Anda.
Baik adanya jika kita bisa menjadi seseorang yang dapat diandalkan oleh orang lain. Salah satunya adalah menjadi pendengar untuk orang sekitar.
Namun, seringkali kita melakukan kesalahan yang seharusnya tidak dilakukan. Tak jarang, respon yang kita berikan justru menjadi bumerang untuk diri kita sendiri di masa depan. Contohnya, menunju;kan kepada orang lain tentang sifat buruk yang kita miliki.
Dilansir dari timesofindia.com, berikut 5 kebiasaan dari pendengar yang buruk:
Baca Juga: Ingin Jadi Pendengar yang Baik? Yuk Simak Tips Berikut Ini!
1. Bergosip
Saat seseorang tidak hadir, kamu akan berbicara buruk tentang dia bersama orang lain. Mereka akan menanggapi obrolanmu. Namun, Sikapmu yang mengomentari seseorang akan menjadi umpan untuk menggosipimu.
2. Negatif
Ketika kamu berbicara, bersikaplah optimis dan berhenti mengatakan hal-hal negatif atau membosankan. Hal tersebut karena akan membuat reputasimu buruk secara keseluruhan.
3. Menjadi hakim
Baca Juga: Yuk, Jadi Pendengar yang Baik Lewat 5 Tips Ini!
Percakapanmu seharusnya tidak memiliki penilaian di dalamnya. Hal ini bisa membuat pendengar menyimpulkan sesuatu.
Mereka mungkin akan menganggap bahwa mereka akan dihakimi olehmu juga. Hal ini dapat membuat mereka menghindarimu.
4. Mengeluh
Kita semua pasti memiliki masalah dan perjuangan kita sendiri. Tetapi, jika kita terus membicarakannya dan mengeluh, orang-orang akan menghindar.
Mereka pasti juga ingin keluar dari masalah di hidupnya. Jadi, sebaiknya jangan mengeluh kepada orang lain tentang masalahmu.
5. Berlebihan
Jangan melebih-lebihkan fakta. Orang lain mungkin saja dapat membacanya. Mereka dapat melihatnya saat kamu berbohong.
Hal ini dapat membuat mereka merusak reputasimu. Sedikit mendramatisir sesuatu mungkin tidak apa-apa, tetapi melakukannya secara berlebihan dapat membuatmu terlihat bodoh. Mereka bahkan bisa menganggap dirimu tidak serius.
Itulah 5 kebiasaan dari pendengar yang buruk. Apakah kamu pernah melakukannya? [Kontributor: Maria Mery Cristin Nainggolan]