Suara.com - Pasangan suami-sitri Wardy dan Melissa punya cara tersendiri untuk bisa berkontribusi untuk lingkungan. Salah satunya dengan berdonasi galon sekali pakai yang dibelinya.
Mereka mengajak masyarakat, khususnya penghuni Rusunami City Park di Jakarta Barat peduli sesama dan lingkungan. Pelanggan mereka diajak tidak hanya menikmati Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang dibelinya, tapi turut berdonasi melalui galon sekali pakai yang dibelinya.
"Penjualan kami sebulan bisa mencapai ratusan galon sekali pakai Le Minerale. Kebetulan harga galon bekas cukup bernilai. Bahkan bukan hanya galonnya, botol minuman dan tutup galon juga ada harganya. Setelah terkumpul banyak, kami jual ke pengepul untuk didaur ulang. Hasil penjualannya kami donasikan ke Yayasan Tangan Pengharapan (YTP) yang berlokasi di Kelapa Gading," papar Melissa Senin (3/1/2021).
Tiap transaksi penjualan, Melissa dan suami mengajak pelanggannya di Rusunami untuk mengembalikan galon dan botol-botol bekas pakai. Hal itu dinilainya sebagai cara bertanggungjawab agak tak menjadi limbah dan gangguan lingkungan.
Baca Juga: Kesadaran Uji Emisi Meningkat, 465.048 Kendaraan Sudah Dites Selama 2021
Melissa mengungkapkan ide program tersebut muncul tiba-tiba. Awalnya memang mereka sudah rutin berdonasi, lalu berpiikir juga bagaimana caranya mengajak orang-orang untuk berdonasi juga.
“Muncul ide itu, mengumpukan galon sekali pakai ini. Dan kami sebarkan program ini ke masyarakat dan penghuni rusun. Tak disangka ajakan ini mendapat respon yang luar biasa. Terbukti banyak warga sini yang dengan sukarela mengembalikan sendiri galon sekali pakai ini ke toko. Bahkan kalau pagi hari, banyak galon sudah ada di depan toko kami sebelum toko kami buka," tuturnya. “Dalam sebulan donasi yang bisa diberikan bisa mencapai sekitar Rp600 ribu.”
Karena punya harga lumayan, Wardy bahkan ingin memastikan, galon sekali pakai yang ia jual akan balik lagi ke tokonya. Dia mengambil kembali galon sekali pakai yang sudah kosong ke rumah-rumah pelanggan tokonya.
"Karyawan saya sembari mengantarkan galon baru akan mengambil juga galon bekas yang sudah kosong. Memang butuh proses. Semakin banyak kita bisa menarik kembali galon yang kosong semakin banyak pula kita bisa berdonasi," kata Wardy.
Pilihan Wardy dan Melissa mempercayakan donasinya ke YTP bukan tanpa alasan. Menurutnya, Yayasan Tangan Pengharapan yang berdiri sejak tahun 2007 lahir dari mimpi anak bangsa yang rindu untuk mengeluarkan masyarakat Indonesia dari keterpurukan dan kemiskinan serta kurang merata dan mahalnya Pendidikan.
Baca Juga: Pemanfaatan Digital pada Pertanian Dapat Memulihkan Ekonomi
“Dan YTP adalah yayasan yang transparan. Mereka tidak hanya memberikan yang terbaik kepada masyarakat kurang mampu, tetapi mereka juga membangun sekolah-sekolah, memberi makanan sehat dan tersebar di seluruh Indonesia. Syukur kalau kami dinilai peduli, lingkungan dan berderma,” tutup Wardy.