Suara.com - Bubble tea atau yang biasa kita kenal dengan boba menjadi salah satu minuman favorit berbagai kalangan.
Teksturnya yang kenyal dan menyegarkan, menjadikan boba sebagai salah satu minuman populer dengan gerai menjamur di Indonesia.
Minuman asal Taiwan ini juga identik memiliki rasa manis dan menjadi campuran teh atau susu.
Dihimpun dari laman Hops.id---Jaringan Suara.com, Seperti diketahui, teh dan susu mempunyai banyak manfaat, begitupun bubble. Namun perlu diperhatikan, jika dikonsumsi berlebihan akan menimbulkan bahaya. Lalu, apa saja manfaat dan bahaya minuman boba bagi tubuh? Berikut rangkuman dari Hops.id, disimak yuk!
Baca Juga: Duh, Ingin Beli Minuman Boba Malah Kepala Menyangkut di Pembatas Kasir
Manfaat boba untuk kesehatan tubuh
Tidak hanya rasanya saja yang manis, ternyata bubble memiliki manfaat untuk tubuh jika dikonsumsi dengan benar dan tidak berlebihan. Adapun manfaatnya, yaitu:
- Sumber karbohidrat kompleks. Karbohidrat pada bubble tapioka merupakan kabohidrat komplek berbentuk pati dan memiliki karbohidrat yang banyak terdapat pada umbi umbian yang bertahan lama di dalam saluran perncernaan. Sehingga, kamu akan merasa lebih kenyang setelah mengonsumsi bubble.
- Memberikan tubuh asupan cairan. Boba dapat memberikan manfaat dalam pemenuhan asupan cairan. Si bulat hitam ini mengandung 250-500 ml air. Hal ini membuat kamu akan mendapatkan rasa haus dan memicu untuk meminum air putih.
- Menyumbang sedikit mineral. Mengandung beragam mineral seperti zat besi, magnesium, mangan, dan fosfor dalam jumlah kecil yang berasal dari tepung tapioka.
- Mengandung antioksidan. Dalam versi boba di Taiwan, bahan utamanya berupa teh hitam yang kaya akan polifenol. Sebagai antioksidan, polifenol membantu menyehatkan pembuluh darah dan menurunkan resiko penyakit akibat tingginya kadar kolesterol.
- Diabetes. Minuman bubble tea mempunyai kandungan gula yang sangat tinggi. Dalam sebuah penelitian, minuman manis ini memiliki kandungan gula rata-rata sebanyak 38 gram dan kalori sebanyak 299 kkal. Jumlah itu melebihi saran dari WHO tentang batas asupan gula harian yang hanya sebesar 10% dari total kalori. Sebagai contoh, jika asupan kalori kamu 2.000 kkal, maka hanya boleh konsumsi gula maksimal 200kkal.
- Asam urat. Kandungan fruktosa pada minuman manis menjadi penyebabnya. Dilansir hellosehat, ketika tubuh memecah fruktosa, dalam prosesnya akan menghasilkan purin. Purin di dalam tubuh kemudian dipecah kembali menjadi asam urat. Jika bertambah banyak, asam urat akan membentuk kristal dan menumpuk di persendian. Akibatnya bisa menjadi peradangan, pembengkakan, dan nyeri pada sendi sebagaimana gejala umum dari penyakit asam urat.