Pelajaran Fisika: Mengenal Cara Pembuatan Tanah Liat dan Kaca

Selasa, 28 Desember 2021 | 11:38 WIB
Pelajaran Fisika: Mengenal Cara Pembuatan Tanah Liat dan Kaca
Ilustrasi tanah liat. (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tanah liat dan kaca termasuk jenis bahan pada berbagai alat rumah tangga yang bisa dengan mudah ditemukan di rumah. Kedua bahan tersebut dibuat melalui proses yang berbeda, namun sama-sama rapuh terhadap benturan.

Dikutip dari Ruang Guru, berikut penjelasan mengenai cara pembuatan dan sifat dari tanah liat dan kaca.

Tanah Liat

Banyak manusia menggunakan tanah liat sebagai bahan dasar dalam membuat keramik atau gerabah. Tanah liat juga memiliki beberapa sifat bahan, tergantung pada kondisi yang dialaminya.

Baca Juga: Bukan Hanya Untuk Dandan, Ini Jenis Cermin Lain dalam Ilmu Fisika

Jika kondisi tanah liat mengandung banyak air atau basah, maka akan memiliki sifat yang elastis. Sedangkan jika kering, maka tanah liat akan menjadi keras, kemudian berubah padat dan kuat pada saat dibakar.

Tanah liat terbentuk dari proses pelapukan kerak bumi yang sebagian besar tersusun oleh batuan feldspatik (batuan yang terdiri dari batuan granit dan batuan beku). Tanah liat biasanya berwarna hitam keabu-abuan.

Jika dilihat jenisnya, tanah liat mempunyai 2 jenis yang berbeda yaitu;

1. Tanah Liat Primer
Jenis tanah liat ini terbentuk dari pelapukan batuan feldspatik dan dilakukan oleh tenaga endogen yang tidak berpindah dari batuan induk atau asalnya. Karena tanah ini tidak berpindah tempat, maka tanah memiliki sifat yang lebih murni, dalam artian tidak tercampur dengan jenis tanah dan bahan lain.

Ciri-ciri tanah liat primer berupa, berwarna putih kusam, biasanya terdapat di tempat yang tinggi, sangat tahan panas, dan memiliki butiran yang besar.

Baca Juga: Tradisi Lompat Batu Nias: Integrasi Budaya Lokal dalam Pembelajaran Fisika

Dibutuhkan api yang sangat besar hingga bisa memadatkan tanah liat primer. Karena suhu matangnya mencapai 1300 hingga 1400 derajat celcius. Bahkan ada yang dapat mencapai 1750 derajat celcius.

2. Tanah Liat Sekunder
Kebalikan dari tanah liat primer, jenis ini terbentuk dari pelapukan batuan feldspatik tetapi dilakukan oleh tenaga eksogen. Hal ini menjadikan partikel-partikel tanah terbawa ke tempat lain dan mengendap di tempat yang lebih rendah seperti, rawa, danau, atau aliran sungai.

Karena terbawa dari tempatnya berasal, maka tanah liat sekunder pasti tercampur dengan tanah dan bahan lain.

Sehingga ciri-ciri tanah liat sekunder cenderung berwarna cokelat, krem, kuning, kemerahan, hingga cenderung hitam. Selain itu, suhu matang tanah liat sekunder juga retif lebih rendah dibandingkan dengan tanah liat primer. Berkisar antara 900 hingga 1180 derajat celcius.

Tetapi, sebenarnya perbedaan suhu dan bahan dasar tanah liat yang berbeda akan menghasilkan produk akhir yang berbeda pula.

Hasil dari pembakaran tanah liat bisa berupa tembikar, gerabah, keramik batu, dan porselen. Selain itu tanah liat juga digunakan untuk membuat bata merah, genting, atau pun gentong air.

Kaca

Kaca merupakan produk yang bersifat bening, tembus pandang secara optik, dan cukup keras. Tetapi walaupun keras, sebenarnya kaca rapuh dan tidak bisa terkena benturan terlalu keras, karena berisiko pecah.

Kaca dihasilkan dari beberapa bahan, antara lain silikon oksida atau pasir, kapur, soda, dan oksida logam. Berbagai bahan tersebut dipanaskan dengan suhu yang sangat tinggi sehingga tercampur menjadi sejenis gel yang amat sangat panas.

Apabila sudah berbentuk jel, maka kaca bisa dengan mudah di bentuk. Manusia biasanya membuat tempat penyimpanan berbahan dasar kaca. karena sifatnya, selain tembus air juga tidak bereaksi dengan bahan yang dikemas, kedap gas dan bau-bauan, sehingga cocok untuk dibuat tempat penyimpanan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI