Kenali, Risiko Bahaya dari 7 Jenis Plastik yang Paling Sering Digunakan

Jum'at, 24 Desember 2021 | 10:08 WIB
Kenali, Risiko Bahaya dari 7 Jenis Plastik yang Paling Sering Digunakan
Ilustrasi sampah plastik. (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kemasan produk sehari-hari maupun benda di dalam rumah banyak yang terbuat dari plastik. Selain lebih ringan, benda ataupun kemasan plastik dianggap lebih simpel dan ekonomis.

Tapi kegunaannya yang kebanyakan sekali pakai, terutama pada kemasan produk makanan, penyebabkan pencemaran lingkungan. Terlebih, satu sampah plastik saja butuh puluhan hingga ratusan tahun untuk bisa terurai.

Oleh sebab itu, kampanye daur ulang makin digaungkan agar masa pakai plastik bias lebih panjang sekaligus mengurangi penumpukkan sampah. Daur ulang plastik juga harus disesuaikan dengan jenisnya.

Kamu tahu, kalau plastik terbagi mejadi 7 jenis karena masing-masingnya memiliki kandungan kimia yang berbeda. Pada kemasan produk biasanya kode jenis tertulis beserta dengan nomor.

Baca Juga: 4 Cara Bisnis Daur Ulang Sampah Plastik, Bantu Lingkungan dan Untung Berlipat

Ilustrasi kemasan makanan / minuman. (Unsplash)
Ilustrasi kemasan makanan / minuman. (Unsplash)

Dikutip dari Ruang Guru, berikut 7 jenis plastik yang banyak terdapat pada produk sehari-hari.

1. PET – Polyethylene Terephthalate

Plastik jenis ini biasanya dipakai untuk botol plastik yang tembus pandang atau bening. Contohnya, botol air mineral. Plastik jenis PET sebenarnya hanya bisa dipakai satu kali.

Apabila erlalu sering dipakai, apalagi menyimpan air panas, bisa mengakibatkan lapisan polimer pada botol plastik meleleh hingga mengeluarkan zat karsinogenik yang bisa menyebabkan kanker.

Dalam pembuatannya, plasti jenis PET dibuat dengan menggunakan bahan antimoni trioksida. Senyawa kimia ini berbahaya bagi para pekerja yang berhubungan dengan pengolahan ataupun daur ulang.

Baca Juga: Surat Terbuka untuk Seluruh Ibu di Indonesia, Setop Gunakan Plastik

Berbahaya juga bagi perempuan, karena senyawa itu bisa meningkatkan masalah pada kandungan, risiko keguguran, bahkan anak yang lahir bisa mengalami pertumbuhan yang lambat sampai usia 12 bulan.

2. HDPE – High Density Polyethylene

Jenis HDPE disebut lebih aman karena memiliki kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara makanan atau minuman dengan wadah plastik tersebut.

Hal itu bisa terjadi karena sifat bahan plastik HDPE lebih kuat, lebih keras, dan lebih tahan pada suhu yang tinggi jika dibandingkan dengan plastik jenis PET. Meskipun cukup aman, tapi tetap tidak baik digunakan dalam jangka waktu lama. Karena plastik jenis HDPE juga bisa melepaskan senyawa antimoni trioksida.

3. V/PVC – Polyvinyl Chloride

Plastik jenis ini mengandung DEHA (Diethylhydroxylamine), yaitu senyawa kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia. Senyawa DEHA juga termasuk material yang digunakan untuk melembutkan polimer.

Plastik PVC termasuk yang sulit untuk didaur ulang. Contohnya, plastik pembungkus makanan. Hal yang berbahaya bagi tubuh ketika plastik PVC meleleh atau lumer dan bercampur dengan makanan yang suhunya 15 derajat celcius. Bagian tubuh yang akan terdampak adalah ginjal, hati, juga memengaruhi berat badan.

Selain itu, jika dibakar, maka udara akan tercemar dengan racun-racun yang keluar dari plastik PVC. Oleh sebab itu, sangat disarankan untuk mulai memakai alternatif untuk membungkus makanan. Misalnya dengan menggunakan bahan alami seperti daun pisang.

4. LDPE – Low Density Polyethylen

Plastik jenis ini bisa dikatakan kuat, sedikit tembus cahaya, dan permukaannya juga agak berlemak. Daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, hanya saja terkadang kurang baik terhadap gas seperti oksigen. Plastik jenis ini bisa didaur ulang dan digunakan untuk tempat makanan maupun minuman.

LDPE merupakan plastik dengan tipe cokelat atau terbuat dari minyak bumi. Biasanya berbentuk plastik kemasan juga botol yang lunak. Plastik jenis ini cukup sulit dihancurkan, meski begitu tetap baik untuk menyimpan makanan dan minuman. Karena sifatnya yang sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan atau minuman yang dikemas dengan plastik ini.

5. PP – Polypropylene

Polystyrene adalah polimer aromatik yang bisa mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan atau minuman ketika saling bersentuhan (antara makanan dengan plastik).

Sehingga plastik jenis PP juga lebih disarankan untuk digunakan sebagai penyimpan makanan dan minuman, karena secara karakteristik lebih kuat, daya tembus uap rendah, baik terhadap ketahanan lemak, juga stabil terhadap suhu tinggi.

Ketika ketahanan plastik terhadap suhu yang panas lebih baik dan stabil, maka reaksi kimia terhadap makanan atau minuman pun tidak ada. Titik leleh pada plastik PP mencapai 165 derajat celcius.

Botol-botol minum biasanya menggunakan plastik jenis ini, berbeda dengan botol plastik kemasan yang biasa dijual di mini market.

6. PS – Polystyrene

Styrene adalah senyawa kimia yang memiliki kegunaan cukup besar dalam industri plastik. Ketika makanan atau minuman ditempatkan dalam plastik yang memiliki kandungan styrene, kemudian makanan tersebut bersentuhan dengan plastik wadah, maka bisa dikatakan telah terkontaminasi. Kondisi itu sangat berbahaya.

Ketika bahan kimia tersebut masuk ke dalam tubuh, akan menimbulkan masalah kesehatan pada otak manusia, dapat pula mengganggu hormon estrogen pada perempuan. Sehingga berakibat pada masalah reproduksi, pertumbuhan, dan sistem saraf.

Selain itu, bahan ini juga akan mengendap dalam usus. Karena tidak bisa dicerna oleh manusia, pada akhirnya menyebabkan kanker usus.

7. OTHER

Other bisa berarti berbahan SAN (styrene acrylonitrile), ABS (acrylonitrile butadiene styrene), PC (polycarbonate), atau juga Nylon. Di antara berbagai bahan tersebut, yang bahaya untuk digunakan adalah PC (polycarbonate).

Karena PC dapat mengeluarkan bahan utama yaitu Bisphenol-A ke dalam suatu makanan atau minuman ketika dalam keadaan hangat atau panas. Hal itu bisa merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan produksi sperma, juga adanya perubahan pada fungsi imunitas.

Plastik jenis PC biasa ditemukan di botol susu bayi, gelas anak balita, alat-alat elektronik, botol minum olahraga, plastik kemasan, dan alat-alat rumah tangga. Jadi, sebaiknya untuk bayi, bisa gunakan yang berbahan kaca, seperti polyethylene atau polypropylene. Sedangkan untuk botol dot, pakailah yang berbahan silikon.

Sehingga bisa gunakan plastik berbahan SAN dan ABS. Keduanya baik digunakan karena memiliki kemampuan yang tinggi dalam meresistensi reaksi kimia dan suhu. Contoh bahan SAN seperti piring, pembungkus termos, sikat gigi, dan magkuk mixer. Sedangkan ABS biasanya dipakai untuk membuat mainan lego.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI