Suara.com - Sebagai seorang desainer, Rama Dauhan mengaku amat tertarik dengan isu keberlanjutan dan pelestarian warisan lokal. Hal itu juga yang coba ia wujudkan melalui karya-karya yang ia buat.
Berbicara dalam podcast Makna Talks, Rama Dauhan mencoba berbagi pandangan tentang bagaimana dirinya membagi peran antara menjadi desainer fesyen dan pemilik label fesyen sendiri.
Desainer yang eclectic dan dinamis tersebut juga berbicara tentang pentingnya warisan budaya dalam sentuhan karya-karyanya.
“Indonesia memiliki warisan budaya yang sangat kaya yang selalu menginspirasi saya dalam setiap karya. Berbicara mengenai keberlanjutan, hal tersebut tak hanya terwujud di karya saya, namun juga di bisnis fesyen yang saya geluti," kata Rama dikutip Suara.com dari siaran pers, Rabu (22/12/2021).
Baca Juga: Rayakan HUT Ke-6, IFC Hadirkan Fashion Parade dari 100 Desainer
Ia melanjutkan, sebuah usaha yang berkelanjutan mampu memberikan yang terbaik dan menjaga eksistensi di waktu tersulit.
"Sebagai bagian dari Glenfiddich Where Next Club, saya senang bahwa saya dapat menginspirasi orang lain dan menjadi penggerak untuk memulai perjalanan pertumbuhan dan pengembangan pribadi mereka melalui cerita dan pengalaman yang saya bagikan,” ujar Rama Dauhan.
Masterclass Where Next Club sendiri merupakan kegiatan masterclass dari Glenfiddich yang memberikan pemikiran ke depan dan konten yang menarik.
Dalam acara tersebut, para hadirin diajak untuk berpartisipasi dalam diskusi mengenai cara untuk mendorong diri sendiri dalam mencapai pertumbuhan yang berarti, dengan Iyas Lawrence, pendiri Makna Talks.
Bersama Rama Dauhan, mereka berbincang bersama komunitas kreatif lokal serta pandangan Rama Dauhan terhadap keberlajutan dan warisan fesyen di Indonesia.
Baca Juga: UGM Raih Peringkat Tiga Kampus Berkelanjutan Terbaik di Indonesia
Para hadirin juga terlibat dalam lokakarya interaktif menggunakan kain daur ulang untuk melengkapi tas rancangan Rama Dauhan yang dipimpin oleh Rama Dauhan sendiri.
Rama Dauhan juga berbagi mengenai cara untuk mendaur ulang kain bekas supaya dapat kembali berguna. Ia juga berbicara tentang memadupadankan pola kain etnik dari berbagai daerah yang membentuk tradisi baru.