Suara.com - Hampir dua tahun hidup bersama pandemi, membuat sebagian besar dari kita rindu jalan-jalan. Tak usah terlalu muluk bermimpi jalan-jalan ke luar negeri. Sesederhana jalan-jalan di mal atau tempat wisata dalam kota pun, sudah bisa membahagiakan kita.
Dan seiring dengan situasi pandemi Covid-19 di Indonesia yang relatif membaik, Gojek turut melihat tren baru pada pola mobilitas masyarakat.
Jika pada masa PPKM Darurat/PPKM Level 4 dulu layanan transportasi Gojek mayoritas dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pergi ke pasar dan toko swalayan untuk belanja kebutuhan pokok sehari-hari, serta dimanfaatkan pekerja sektor esensial, terutama tenaga medis, kini tren tersebut sudah mulai bergeser.
Data internal Gojek menunjukkan bahwa destinasi perjalanan saat ini sudah kian variatif, tak hanya ke lokasi aktivitas sehari-hari seperti sekolah, kampus ataupun perkantoran, tapi juga tempat-tempat yang bersifat rekreasional.
Baca Juga: 10 Traveling Quotes Bikin Semangat Hidup dan Ingin Jalan-jalan Terus
Mengutip siaran pers yang diterima Suara.com, berdasarkan data internal yang tercatat pada layanan transportasi Gojek, berikut aktivitas dan destinasi favorit pilihan masyarakat.
1. Jalan-jalan ke pusat perbelanjaan
Sejak PPKM level 1 diberlakukan, perjalanan menuju pusat perbelanjaan meningkat 22% di bulan November dibandingkan pada bulan Oktober. Area pusat perbelanjaan atau mal yang paling diminati masyarakat antara lain Grand Indonesia, Lotte Shopping Avenue dan mal lainnya di sekitar Jalan Profesor Doktor Satrio Setiabudi Jakarta Selatan, serta mal di lokasi-lokasi lain seperti Jalan Asia Afrika Senayan Jakarta Selatan, maupun di area Jalan Letjen S. Parman Tanjung Duren Jakarta Barat.
Memasuki akhir pekan yang cenderung lebih ramai, layanan Gojek kian jadi andalan untuk menuju mal. Perjalanan Gojek ke pusat perbelanjaan di akhir pekan meningkat hingga 18%.
Data Gojek menunjukkan perjalanan ke pusat perbelanjaan, menempati posisi tertinggi kedua di bawah perjalanan menuju hub transportasi publik seperti stasiun kereta.
2. Kongkow bersama kolega di tempat hits di pusat kota
Tempat-tempat nongkrong yang punya area outdoor dan sirkulasi udara yang baik semakin diminati oleh pelanggan. Restoran yang tersebar di bilangan Sudirman, Senayan, dan Senopati menjadi destinasi yang kerap dikunjungi pengguna GoCar, utamanya di akhir pekan mulai pukul 18.00.
Dibanding periode-periode sebelum PPKM Level 1, perjalanan menggunakan GoCar ke tempat-tempat tersebut meningkat sebesar 10%. Jika sebelum pandemi pemesanan layanan Gojek di tempat ini pada pukul 23.00 ke atas terhitung cukup tinggi, berdasarkan data saat ini, pemesanan dari daerah-daerah ini berkisar hanya sampai pukul 21.00 - 22.00.
3. Eksplor Kegiatan di Tempat Outdoor
Di masa pandemi, kesadaran akan gaya hidup sehat semakin meningkat. Tak heran, area publik yang bersifat outdoor jadi pilihan. Baik berolahraga, jogging, tracking atau sebagai tempat alternatif nongkrong yang lebih aman.
Baca Juga: Jalan-jalan Pakai Sarung Khas Bugis Saat di Prancis, Gaya Tara Basro Jadi Fancy Banget
Berdasarkan data, titik-titik outdoor favorit seperti kawasan Gelora Bung Karno, Kebun Binatang Ragunan, Hutan Mangrove Pantai Indah Kapuk, taman-taman kota yang belakangan kembali dibuka untuk umum, kunjungannya konsisten meningkat 5% dari minggu ke minggu.
Selain itu ada juga area yang tetap menjadi favorit dari masa ke masa, yaitu Dunia Fantasi Ancol, yang bisa jadi pilihan jika ingin pergi ke tempat rekreasi terbesar di Indonesia ini. Pengantaran ke area-area ini meningkat sampai 17% dibanding waktu-waktu sebelumnya.
4. Silaturahmi ke rumah sanak famili
Mengunjungi orangtua, keluarga dan teman dekat juga menjadi salah satu kegiatan favorit yang tidak pernah dilewatkan menjelang akhir tahun. Bertemu keluarga menjadi aktivitas yang menyenangkan sekaligus menenangkan karena kita bisa turut memastikan bahwa orang yang akan kita temui ini telah menjalani vaksinasi secara lengkap.
Dr. Joevarian Hudiyana, M.Si., peneliti psikologi sosial dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia melihat dua tahun pandemi telah membentuk sikap baru mengenai penerapan protokol kesehatan maupun penerimaan terhadap program vaksinasi di tengah masyarakat.
“Keberadaan aplikasi PeduliLindungi, misalnya, telah berkontribusi membangun persepsi aman bagi masyarakat. Kewajiban menggunakan aplikasi ini, yang mana syarat awalannya adalah sudah divaksin dosis lengkap, membuat masyarakat merasa lebih tenang karena mengetahui orang-orang disekitarnya (yang satu area atau satu ruangan) juga sudah terlindungi dengan adanya vaksinasi. Ditambah lagi ada norma subyektif yang terbentuk di tengah masyarakat, bahwa situasi pandemi telah membaik dan orang-orang di sekitar sudah merasa aman pula. Sehingga, hal ini turut memengaruhi satu individu dengan individu lainnya untuk punya optimisme yang sama,” pungkasnya.