2. Awan Cirrostratus
Awan Cirrostratus merupakan perpaduan awan Cirrus dan stratus. Awan jenis ini terbentuk dari awan Cirrus yang halus kemudian bersatu dan membentuk lembaran.
Biasanya, awan ini sangat luas ukurannya dan sulit untuk diidentifikasi karena terlalu tipis. Awan cirrostatus biasanya menandakan akan datang hujan saat terjadi cuaca panas.
3. Awan Stratocumulus
Awan Stratocumulus terbentuk akibat perpaduan antara awan Cumulus dan Stratus. Jadi, awan ini terbentuk dari sekumpulan awan cumulus yang bersatu dan kemudian menyebar membentuk lapisan seperti selimut yang bertumpuk. Awan ini biasanya tidak menimbulkan hujan.
4. Awan Nimbus
Lalu ada perpaduan kombinasi antara awan stratus, cumulus, dan cirrus yang bernama awan nimbus. Awan ini biasanya membawa hujan, berwarna abu-abu gelap, teksturnya tebal dan merata. Awan ini biasanya menutup sinar matahari secara luas dan menimbulkan suasana mendung.
5. Awan Cumulonimbus
Kemudian awan Cumulonimbus yang bentuknya cukup besar dan menjulang tinggi seperti pohon. Cumulonimbus memiliki warna putih hingga abu-abu sangat gelap dan membawa muatan air atau kristal es cukup banyak.
Awan cumulonimbus biasanya jadi pertanda hujan lebat akan terjadi. Juga bisa jadi pertanda akan terjadi hujan badai disertai petir.
6. Awan Altocumulus
Awan Altocumulus berbentuk seperti bola-bola salju yang menyebar di langit. Terkadang awan ini bentuknya teratur, tetapi di balik itu ternyata altocumus biasanya merupakan pertanda badai petir. Awan jenis ini biasanya ditemukan di ketinggian yang cukup rendah.
7. Awan Altostratus
Berikutnya ada awan Altostratus. Awan ini memiliki bentuk seperti lembaran tipis, dan terkadang membentuk jalur yang unik.
Awan altostratus biasanya berwarna putih sampai abu-abu, namun terkadang masih dapat ditembus sinar matahari dan bisa membawa hujan yang ringan.
Baca Juga: Viral Sejumlah Pemuda Rekam Luncuran Awan Panas Gunung Semeru dari Jarak Dekat