Suara.com - Triple superphosphate (TSP) adalah salah satu pupuk fosfor (P) analisis tinggi pertama yang digunakan secara luas pada abad ke-20. Secara teknis, pupuk TSP dikenal sebagai kalsium dihidrogen fosfat dan sebagai monokalsium fosfat, [Ca(HPO) .HO]. Meskipun sejarahnya sangat baik sebagai sumber P, penggunaan pupuk TSP telah menurun karena pupuk P lainnya lebih populer.
Simak ulasan selengkapnya tentang pupuk TSP seperti dilansir dari laman Nutrient Source Specifics, No. 14, International Plant Nutrition Institute (IPNI).
Produksi Pupuk TSP
Konsep produksi TSP relatif sederhana. Produsen membuat TSP nongranular biasanya dengan mereaksikan batuan fosfat yang digiling halus dengan asam fosfat cair dalam mixer tipe kerucut. Granular TSP dibuat dengan cara yang sama, tetapi bubur yang dihasilkan disemprotkan sebagai pelapis ke partikel kecil untuk membuat butiran dengan ukuran yang diinginkan.
Produk dari kedua metode produksi pupuk TSP kemudian sembuh selama beberapa minggu karena reaksi kimia secara perlahan selesai. Kimia dan proses reaksi akan agak bervariasi tergantung pada sifat-sifat batuan fosfat.
Penggunaan Pupuk TSP untuk Pertanian
TSP memiliki beberapa keunggulan agronomi yang menjadikannya sumber P yang populer selama bertahun-tahun. Pupuk TSP ini memiliki kandungan P tertinggi dari pupuk kering yang tidak mengandung nitrogen (N). Lebih dari 90 persen dari total P dalam TSP larut dalam air, sehingga menjadi tersedia dengan cepat untuk serapan tanaman.
Saat kelembaban tanah melarutkan butiran pupuk, larutan tanah pekat menjadi asam. TSP juga mengandung 15 persen kalsium (Ca) yang bagus dalam memberikan nutrisi tanaman tambahan.
Penggunaan utama pupuk TSP adalah dalam situasi di mana beberapa pupuk padat dicampur bersama, untuk disebarkan di permukaan tanah atau untuk aplikasi dalam pita terkonsentrasi di bawah permukaan. Pupuk TSP adalah andalan pemupukan tanaman polong-polongan, seperti alfalfa atau kacang-kacangan, di mana tidak diperlukan pemupukan N (nutrisi) tambahan untuk melengkapi fiksasi N biologis.
Baca Juga: Pasutri di Denpasar Raih Omzet Hingga Rp 8 Juta Sebulan dari Jual Tanaman Hias
Praktek manajemen