Di masa ini, manusia memilih tinggal di gua karena bisa membuat api yang lebih tahan lama untuk menghangatkan tubuh, menghalau binatang buas di malam hari, dan memasak makanan.
Manusia praaksara juga bergantung pada sumber-sumber makanan yang ada di laut, kegiatan ini dibuktikan dengan ditemukannya kulit kerang dan siput (kjokkenmodinger).
3. Masa Bercocok Tanam dan Beternak
Setelah masa berburu dan menetap di gua, akal manusia semakin berkembang dan sudah mulai mampu bercocok tanam.
Tanaman yang biasanya ditanam di masa ini adalah tanaman umbi-umbian seperti keladi, ubi, sukun, pisang, dan rambutan.
Selain bercocok tanam, manusia juga sudah memelihara hewan untuk diternak. Hewan-hewan yang diternak biasanya adalah ayam dan babi.
Dengan bercocok tanam dan beternak, manusia bisa mengkonsumsi hasil tanaman dan ternak mereka sendiri dan tidak harus bergantung pada berburu hewan seperti di masa sebelumnya.
4. Masa Perundagian
Jika di masa-masa sebelumnya manusia bercocok tanam tanpa alat bantu sama sekali, tapi masa ini manusia mulai terpikir untuk bikin alat yang bisa membantu mereka bercocok tanam.
Alat-alat yang dibuat berasal dari logam, contohnya seperti pisau bajak.
Di masa ini juga manusia mulai mengenal pembuatan barang kerajinan tangan dari batu dan kayu.
Baca Juga: Balai Arkeologi Maluku Temukan 150 Gambar Cadas Prasejarah di Pulau Kisar
Masa ini disebut dengan masa perundagian. Sedangkan undagi adalah sebutan untuk sekelompok masyarakat yang jago dan terampil membuat kerajinan.