Suara.com - Royal Enfield, merek sepeda motor tertua di dunia yang terus berproduksi, berkomitmen terhadap misi sosialnya, yakni Responsible Travel, lewat video dokumenter berjudul ‘Mendokumentasikan Generasi Terakhir Pengrajin Tusuk Konde dengan Teknik Patri Tiup’.
Video dokumenter yang dibuat bersama Nusantara Documentary tersebut menandai komitmen dan keterlibatannya secara langsung dalam melestarikan budaya, termasuk di Indonesia.
Berbicara mengenai pelestarian warisan budaya Indonesia, telah disampaikan oleh .
“Royal Enfield berfokus untuk menyemangati komunitas berkendara kami. Dan kami berkomitmen untuk saling melindungi dan melestarikan aset alam dan lingkungan setempat, selama kegiatan riding komunitas kami,” ungkap Business Head For APAC Markets Royal Enfield, Vimal Sumbly, dalam acara Royal Enfield secara virtual, Selasa (14/12/2021).
Baca Juga: Tak Sampai Hitungan Jam, Motor Baru Royal Enfield Langsung Ludes Terjual
Vimal mengatakan bahwa pembuatan tusuk konde Jawa yang ikonik lewat teknik Patri Tiup hampir hilang saat ini. Dan video dokumenter ini merupakan penegasan dari Royal Enfield untuk melestarikan warisan budaya dan otentisitas, di mana ini juga dilakukan lewat kegiatan promosi sosialnya.
“Kolaborasi kami dengan Nusantara Documentary merupakan langkah kecil dengan harapan besar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, serta mengarsipkan secara visual warisan budaya Indonesia yang sungguh tak ternilai,” lanjut Vimal.
Proses pembuatan video dokumenter Patri Tiup ini dilakukan untuk mengarsip secara visual mengenai proses pembuatan tusuk konde Jawa yang ikonik, yang saat ini dikerjakan oleh Pak Bardian yang berusia 67 tahun.
Salah satu pendiri Nusantara Documentary, Bonfilio Yosafat, menyebut bahwa perjalanan dokumenter bersama Royal Enfield ini mengusung misi baik untuk membuat arsip warisan budaya Indonesia, yang mungkin suatu saat tidak akan ada lagi.
“Kepedulian dan fokus saya terhadap pelestarian warisan budaya telah mempertemukan saya dengan Royal Enfield, sebuah brand yang telah melestarikan warisannya selama lebih dari 120 tahun,” ungkap Bonfilio.
Baca Juga: Kemendikbud Tetapkan 289 Warisan Budaya Takbenda Indonesia
“Mengenai kisah Patri Tiup dan Pak Bardian, saya kemudian mengajak Royal Enfield untuk membantu melestarikan warisan budaya ini dengan video dokumenter,” kata Bonfilio.
“Dalam pembuatan karya ini, saya mengendarai Royal Enfield Classic 500 ke Kotagede, daerah yang memiliki sejarah luar biasa. Bermula dari Seturan, Depok, Sleman, Yogyakarta ke Jembatan Janti,” ungkapnya.
Bonfilio berharap proses pembuatan video dokumenter ini dapat membantu mengenalkan tradisi warisan budaya Indonesia, serta membantu menceritakan ke masyarakat luas mengenai kisah Patri Tiup dan Pak Bardian, yang merupakan generasi terakhir lewat dedikasinya dalam melestarikan warisan budaya.