Suara.com - Pandemi Covid-19 mengubah kehidupan masyarakat dunia, dari yang bebas bepergian hingga harus lebih banyak berdiam di rumah. Perubahan ini rupanya menjadi peluang baru untuk mendapatkan pemasukan tambahan.
Salah satu yang sukses mendapatkan tambahan pemasukan di masa pandemi Covid-19 adalah Humaira, seorang remaja berusia 15 tahun. Di tengah pandemi, Humaira memilih tidak menempuh pendidikan konvesional dan mengambil homeschooling. Alasannya, agar Humaira bisa mengeksplorasi lebih banyak minat dan kesukaan di luar pendidikan formal.
Salah satunya adalah kesukaan mengelola akun media sosial. Humaira dipercaya mengelola beberapa usaha yang dimiliki oleh sang kakak, yakni bisnis TK, laundry, dan salad.
Untuk meningkatkan kemampuan mengelola media sosial sekaligus belajar teknik digital marketing, Humaira pun mengikuti program full-stack digital marketing batch 5 yang diselenggarakan RevoU.
Baca Juga: Fear of Missing Out (FoMO): Fenomena Baru Media Sosial di Kalangan Remaja Milenial
Tentu saja, digital marketing adalah dunia baru bagi Humaira. Berbeda dengan sekolah formal, metode pengajaran di RevoU mengedepankan keaktifan dan kreativitas peserta.
Apalagi sebagai peserta termuda, Humaira sempat merasa terkucilkan karena usianya yang jauh dari rekan-rekan lainnya.
“Awalnya aku malu-malu gitu kan. Nah, terus di form feedback (untuk aku) ada yang bilang
aku tuh terlalu pasif. Pas pertama baca sempet sedih. Tapi apa yang dikasih di form
feedback selalu aku catet. Minggu berikutnya, aku mulai ngomong apa yang kepikiran dan
gak aku tahan-tahan lagi. Akhirnya, timku jadi lihat ‘wah dia mau belajar nih dan mau
kontribusi’. Akhirnya, aku terus diajakin dan dikasih tanggung jawab lebih di group project," tutur Humaira, dalam keterangan resmi yang diterima Suara.com.
Namun berkat dukungan dari keluarga dan rekan-rekan tim, Humaira berhasil mengatasi ketakutannya, bahkan semakin percaya diri. Kini, kemampuan digital marketing yang didapatkannya diterapkan langsung dalam bisnis keluarga.
Misalnya, Humaira kini bisa membaca Google analytics dan mengaplikasikan iklan di internet. Ia juga mengetahui teknik promosi yang baik di media sosial untuk meningkatkan penjualan.
Baca Juga: Heboh Remaja Meledakkan Diri di Sekolah, Motif Belum Diketahui
Untuk itu, Humaira pun membagikan strategi belajar yang bisa diterapkan oleh remaja lainnya yang mengikuti program serupa. Apa saja?
1. Tonton Materi
Mengikuti kelas atau webinar mungkin sulit jika dilakukan secara terus menerus. Maka dari itu, tonton ulang materi yang diberikan pengajar agar lebih mengerti ke depannya.
2. Diskusi Kelompok
Melakukan diskusi kelompok di luar kelas juga bisa menjadi metode pembelajaran yang efektif. Dengan begitu, setiap peserta bisa menanyakan hal yang kurang dipahami kepada teman lain, begitu juga sebaliknya.
3. Jangan Takut Bertanya
Seperti kata pepatah, malu bertanya sesat di jalan. Maka dari itu ketika ada materi atau topik yang kurang dimengerti, sebaiknya segera bertanya kepada mentor atau pengajar.
4. Perhatikan Masukan
Setiap mendapatkan masukan dari mentor ataupun rekan peserta, jangan dianggap sebagai hal yang buruk. Justru dengan adanya masukan kita bisa mengetahui apa saja yang perlu ditingkatkan, apa yang sudah bagus, dan apa yang tidak lagi boleh dilakukan.
5. Bergaul Tanpa Batas Usia
Jangan merasa rendah diri jika Anda merupakan peserta termuda atau tertua dalam setiap kelas. Bergaul tanpa batas usia bisa membuat kita mendapatkan pengalaman baru, yang mungkin belum pernah dirasakan.