Raffi Ahmad Ajak Anak Muda Baca Buku 'Demokrasi di Era Post Truth', Apa Alasannya?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 14 Desember 2021 | 15:15 WIB
Raffi Ahmad Ajak Anak Muda Baca Buku 'Demokrasi di Era Post Truth', Apa Alasannya?
Raffi Ahmad Ajak Anak Muda Baca Buku Demokrasi di Era Post Truth, Apa Alasannya? (Dok: Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Raffi Ahmad menyarankan anak muda untuk turut membaca buku “Demokrasi di Era Post Truth”. Menurut Raffi buku yang ditulis oleh buku Prof Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan menjadi bekal penting di tengah banyaknya hoaks saat ini.

Raffi menjelaskan, saat ini berita hoaks sudah sangat sering ditemukan di media. Ia mengatakan bahwa hal tersebut bukan hanya menjadi musuh personal, namun menjadi musuh negara.

Apalagi saat ini berita hoaks sangat mudah disebar, sehingga masyarakat diharapkan bisa lebih pintar dalam bermedia sosial.

“Era sekarang itu, dengan menyebarkan hoaks melalui media digital dalam hitungan detik gampang saja. Jadi kita yang harus pintar-pintar di era sekarang ini,” ujar Raffi dalam keterangannya baru-baru ini.

Baca Juga: Budi Gunawan Luncurkan Buku Demokrasi di Era Post Truth, Raffi Ahmad: untuk Anak Muda

Raffi Ahmad Ajak Anak Muda Baca Buku Demokrasi di Era Post Truth, Apa Alasannya? (Dok: Istimewa)
Raffi Ahmad Ajak Anak Muda Baca Buku Demokrasi di Era Post Truth, Apa Alasannya? (Dok: Istimewa)

Terakhir, Raffi mengajak semua golongan masyarakat terutama kalangan muda untuk membaca buku “Demokrasi di Era Post Truth”. Karena di dalamnya terdapat banyak ilmu bermedia sosial di era sekarang ini.

“Saya Raffi Ahmad, mengajak kepada semua golongan dan kalangan muda. Sangat penting buku “Demokrasi di Era Post Truth”, untuk membimbing kita di era digital ini,” tutupnya.

Untuk diketahui, Prof Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan menuliskan buku berjudul “Demokrasi di Era Post Truth”. Dengan cetakan pertama pada April 2021 dan cetakan kedua pada Mei 2021.

Adapun buku tersebut membahas tentang disinformasi di era post-truth yang memiliki ancaman serius bagi terbangunnya demokrasi elektoral yang sehat. Bahkan, keyakinan personal lebih penting daripada fakta objektif dalam membangun opini publik, sehingga antara kebohongan dan kebenaran sulit diidentifikasi.

Baca Juga: 9 Potret Mama Rieta Bareng Rayyanza, Kasih Kado Rp 1 Miliar

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI