Suara.com - Kesimpulannya, saat kita memakan makanan, tujuan utamanya adalah untuk mendapat nutrisi bagi tubuh dalam sistem metabolisme. Namun beberapa kelompok makanan, selain kandungan nutrisinya, juga memiliki khasiat tambahan lain untuk kesehatan. Makanan ini berasal dari bahan alam dan bukan dalam bentuk kapsul, tablet atau bubuk serta dapat dikonsumsi sebagai bagian dari makanan sehari-hari. Makanan inilah yang disebut sebagai makanan fungsional yang memiliki dampak positif bagi kesehatan.
Dilansir dari laman Science Direct, Jumat (10/12/2021), berikut adalah ulasan mengenai makanan fungsional yang dirangkum dari beberapa jurnal ilmiah.
Apa Pengertian Makanan Fungsional?
Menurut Nicoletti, makanan fungsional diartikan sebagai makanan yang menyediakan selain nutrisi dan energi juga memodulasi satu atau lebih fungsi yang ditargetkan dalam tubuh. Makanan fungsional bekerja dengan meningkatkan respon fisiologis tertentu dan/atau dengan mengurangi risiko penyakit.
Baca Juga: Cegah Kematian Ibu Hamil, Wamenkes Dante Bakal Sebar USG di Semua Puskemas Indonesia
Dalam Encyclopedia of Meat Sciences Edisi Kedua tahun 2014, Istilah makanan fungsional atau functional food pertama kali diciptakan di Jepang pada awal tahun 1980-an. Definisi sederhana dari functional food ini adalah “makanan olahan yang memiliki manfaat mencegah penyakit dan/atau meningkatkan kesehatan, karena nilai gizinya meliputi nutraceuticals, medical foods, probiotik, designer foods, pharmafood, dan vitafoods.”
Fungsi dari Makanan Fungsional
Dalam Encyclopedia of Food and Health tahun 2016, makanan fungsional bersifat tidak menyembuhkan atau mencegah penyakit sendiri. Makanan fungsional perlu dilihat dalam konteks diet sehat untuk mengerahkan potensi kandungan di dalamnya. Adapun fungsi dan kriteria makanan ini dalam menu diet sehat adalah sebagai berikut.
- Untuk memasukkan makanan fungsional dalam menu diet sesuai dengan keadaan fisiologis individu. Tujuannya untuk menambah manfaat di kala kehamilan, menyusui, aktivitas fisik tertentu, dan sebagainya.
- Mengonsumsi makanan fungsional dalam kasus pengecualian makanan tertentu karena intoleransi (seperti ikan, kacang-kacangan, dan susu); asupan suboptimal (sayuran dan buah-buahan) atau asupan rendah (susu, produk susu, dan ikan). Dalam kasus ini, memasukkan makanan yang diperkaya asam lemak omega-3, vitamin, atau susu yang diperkaya kalsium dari produk susu, atau probiotik dapat membantu meningkatkan kebutuhan nutrisi individu.
- Pada penyakit kronis (osteoporosis, CVD, obesitas, diabetes, sindrom metabolik, dan lainnya). Kebutuhan beberapa nutrisi dapat meningkat dan beberapa zat bioaktif yang terkandung dalam makanan fungsional dapat memberikan beberapa efek baik bagi kesehatan.
- Pertimbangan terakhir mengacu pada peran pencegahan atau peningkatan kesehatan dari makanan fungsional. Yang mana jika dimasukkan dalam pola makan sehat, dapat membantu mendekati nutrisi yang optimal. Namun hal ini perlu banyak penelitian lebih lanjut dengan metodologi yang terkontrol dengan baik.
Demikian ulasan mengenai pengertian dan fungsi dari makanan fungsional yang bermanfaat untuk tubuh. Semoga bermanfaat.
Kontributor : Yulia Kartika Dewi