Suara.com - Sering kali Indonesia dihebohkan dengan kasus maraknya tenaga kerja asing. Tapi, nyatanya tenaga kerja terdiri dari banyak jenis lho.
Sebelum membahas jenis-jenis tenaga kerja, perlu diketahui dulu bahwa tenaga kerja merupakan penduduk yang masuk usia kerja, yaitu 18 hingga 64 tahun.
Jika di bawah usia tersebut, maka masuk kategori pekerja anak.
Mengutip Ruang Guru, Rabu (8/12/2021) tenaga kerja adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam proses produksi suatu barang atau jasa untuk menggerakkan perekonomian.
Baca Juga: Pernyataan Luhut soal TKA China Disorot, Politisi Demokrat: Giliran Salah Ngajak-Ngajak
Jenis-jenis Tenaga Kerja
1. Tenaga Kerja Terdidik
Tenaga kerja ini memperoleh kemampuannya dalam suatu bidang dengan cara menempuh pendidikan formal. Contoh: dokter, arsitek.
2. Tenaga Kerja Terampil
Tenaga keja ini adalah tenaga kerja yang membutuhkan keahlian di bidang tertentu dengan melalui pelatihan atau pengalaman kerja. Contoh: sopir bus, musisi.
3. Tenaga Kerja Tidak Terdidik & Tidak Terampil ( Pekerja Kasar).
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terampil, bekerja hanya mengandalkan tenaga saja tanpa ada keunggulan lain. Contoh: kuli, pekerja serabutan, dan sebagainya.
Tenaga Kerja Berdasarkan Status Pekerjanya
Baca Juga: UMP Bali Naik Rp 22 Ribu, Kadisnaker : Lumayan Kenaikannya
- Pekerja Lepas, atau biasa disebut dengan freelance adalah orang yang bekerja sendiri dan tidak berkomitmen pada suatu perusahaan.
- Pekerja Kontrak, seorang yang dipekerjakan oleh satu perusahaan dengan jangka waktu tertentu yang telah disepakati dalam perjanjian tertulis.
- Pekerja Tetap, seorang yang dipekerjakan oleh satu perusahaan untuk jangka waktu tidak tertentu.
Permasalahan Ketenagakerjaan
1. Rendahnya Kualitas Tenaga Kerja
Pendidikan atau pelatihan yang baik akan menghasilkan tenaga kerja yang baik, Indonesia belum memiliki itu semua, karena itu masih banyak tenaga kerja di Indonesia yang belum mampu menciptakan hasil produksi yang baik.
2. Jumlah Angkatan kerja yang Tidak Sebanding dengan Kesempatan Kerja
Meningkatnya angkatan kerja tidak diimbangi banyaknya lapangan kerja yang tersedia, menyebabkan beban tersendiri bagi sistem perekonomian.
Angkatan kerja yang tidak tertampung akhirnya berakhir menjadi pengangguran.
3. Persebaran Kerja yang Tidak Merata
Karena kebanyakan warga Indonesia masih berpikiran “Jawa Sentris” maka pembangunan dan pekerjaan terfokus di Jawa.
Hal ini menyebabkan tidak meratanya pembangunan dan belum maksimalnya pengembangan sumberdaya di daerah lain.
4. Pengangguran
Terjadinya krisis ekonomi dan kurangnya lapangan pekerjaan terkadang membuat perusahaan tidak memiliki pilihan selain memutuskan tenaga kerjanya.
Ditambah dengan sempitnya lapangan pekerjaan membuat tenaga kerja menganggur dan mengurangi potensi ekonomi.