Kemenkes Sebut Remaja Boleh Konsumsi Makanan dan Minuman Kekinian, Ini Syaratnya!

Selasa, 07 Desember 2021 | 14:03 WIB
Kemenkes Sebut Remaja Boleh Konsumsi Makanan dan Minuman Kekinian, Ini Syaratnya!
Ilustrasi Croffle, salah satu makanan kekinian yang tinggi gula (Dok. Envato Elements)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berbagai produk pangan kekinian terus bermunculan dan turut memengaruhi tren makanan dan minuman di kalangan remaja.

Hal tersebut membuat Kementerian Kesehatan khawatir karena cemilan kekinian umumnya tidak sesuai dengan standar gizi seimbang, bahkan kerap dibuat dengan kadar gula, garam, dan lemak (GGL) yang tinggi.

Direktur dari Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kemenkes dr. Imran Agus Nurali mengatakan, remaja boleh saja sesekali mengonsumsi makanan dan minuman kekinian tersebut.

Namun, kelompok muda juga harus dibekali informasi mengenai manfaat gizi seimbang.

Baca Juga: 7 Ide Usaha Rumahan Makanan Kekinian Modal Sederhana Untung Berlipat Ganda

"Yang penting tahu informasi makanan tinggi gula dan sebagainya dampaknya terhadap kesehatan, sehingga dia akan memilih. Mungkin sesekali boleh dia merasakan, tapi cukup merasakan sekali setelah itu dia harus mengatur maksimal berapa kalori gula yang dibutuhkan," tutur dokter Imran saat webinar kampanye #KerenDimakan dari World Food Programme, Selasa (7/12/2021).

Dokter Imran mengingatkan, sejak remaja pun jangan sampai terlalu banyak konsumsi makanan dan minuman yang tinggi gula. Sebab, dampaknya akan terbawa hingga dewasa menjadi rentan terkena penyakit diabetes.

"Sehingga remaja juga harus tahu makanan yang mungkin kekinian tapi juga rendah gula. Informasi-informasi yang harus diberitahu itu dikampanyekan juga," ucapnya.

Remaja yang memahami informasi nilai gizi menjadi salah satu strategi pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, imbuh dokter Imran.

Terlebih pada periode 2030-2035, Indonesia diprediksi akan mengalami bonus demografi, di mana lebih dari 70 persen penduduk berusia produktif antara 15-65 tahun.

Baca Juga: Deretan 50 Makanan Terenak di Dunia 2021, Indonesia Urutan ke Berapa?

Oleh sebab itu, anak-anak yang saat ini masih berusia remaja perlu diedukasi tentang informasi gizi seimbang agar kesehatannya lebih baik di masa depan.

"Hasil Riskesda 2018 kita ketahui remaja yang mengalami anemia dan gizi lebih meningkat dibandingkan Riskesdas tahun 2013. Begitu juga lebih dari 95 persen remaja kita masih kurang mengonsumsi makan sayur."

"Ini yang berdampak mempunyai penyakit tidak menular seperti obesitas, hipertensi, diabetes," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI