Suara.com - Fashion brand lokal baru yang hadir di era pandemi, Elima menghadirkan busana pantai atau modest resort wear label yang ditujukan bagi wanita dengan segala bentuk tubuhnya yang unik.
Mengusung campaign Real Women, Real Bodies, membawa label fashion lokal tersebut memiliki DNA sebagai brand with movement.
Elima diambil dari bahasa Hawai yang artinya sederhana namun otentik.
Terwujudnya label fashion lokal tersebut berawal dari mimpi dan passion dari 5 sahabat sekaligus founder Elima yaitu Laila Azra, Nazli Basuki, Devi Asmarasari, Natasya Mahidi, dan Fransisca Siregar. Mereka bersahabat selama lebih dari 10 tahun.
Baca Juga: Studio A by Laila Azra Rilis Koleksi Akhir Tahun, Paduan Seni dan Fashion Berkelanjutan
Koleksi perdananya bertajuk La Vela dilansir pada 25 November 2021 di Bali.
Tema "La Vela" berasal dari bahasa Spanyol yang memiliki arti sailing atau berlayar ke berbagai destinasi liburan yang akan menginspirasi para travelista untuk mengenakan koleksi liburan bersama Elima.
Koleksi yang terdiri dari 22 SKU ini memiliki berbagai varian swimsuit, turban, beachwear dan resortwear, dengan nama-nama itemnya diambil dari nama-nama destinasi wisata seperti, Nihi sarong, Capri dress, Kandara kimono, Kamali burkini, Santorini shirt dress, hingga Jumeirah turban.
Parade show Elima kali ini juga terlihat lebih dinamis dengan paduan sepatu dan sandal dari Ella & Glo.
Yang menarik, meski ditujukan untuk liburan ke daerah tropis seperti pantai serta jelajah alam Indonesia, seluruh busana yang dihadirkan bisa tetap dengan mudah dipadupadankan untuk busana sehari-hari alias daily wear hingga acara semiformal.
Baca Juga: Ria Miranda Sebut Pandemi Pengaruhi Tren Modest Fashion di 2022, Seperti Apa?
Fashion tidak hanya ditujukan bagi suatu kelompok tertentu atau tipe tubuh tertentu. Fashion harus bisa dinikmati dan memberi kenyamanan setiap penggunanya.
Hal ini disadari secara penuh oleh kelima founder Elima. Apapun bentuk tubuh perempuan, curvy, boyish, hingga skiny, akan tampil memikat dan chic dengan balutan busana koleksinya.
Inilah yang menjadi alasan terbesar campaign Real women, Real bodies melekat dalam keseluruhan koleksi dari segi ukuran mulai dari size S hingga XL serta siluet desain.
Setiap siluet busana yang ditawarkan olehlabel fashion lokal tersebut mengedepankan siluet A-line, siluet H yang loose, dan memberi ruang gerak bagi penggunanya.
Pada swimsuit, koleksinya itu menghadirkan cutting dengan pecah pola dan detail yang membantu membentuk siluet tubuh penggunanya menjadi lebih proporsional.
Agar nyaman, dipilih potongan boyleg pada pangkal paha yang menutupi seluruh bokong, sedangkan yang berhijab siluet burkini menjadi signature item Elima.
Material kain yang dipilih pun dikurasi untuk menciptakan rasa nyaman, adem, dan mengikuti gerak tubuh penggunanya.
Seluruh material kain diambil dari lokal Indonesia hingga beberapa item berasal dari pengrajin kain di Bali. Sebut saja kain viscose satin, bamboo cotton, hingga recycle nylon atau yang dikenal dengan vita fabric untuk swimwear Elima.
Untuk material kain print, label fashion tersebut menggunakan teknik handscreen printing yang dikerjakan oleh para pengrajin kain di Bali.
“Bali selalu menyimpan kenangan tersendiri bagi kami berlima. Kami mengambil seluruh material kain bahkan mengandalkan para penjahit di Bali. Selain itu, ini merupakan dukungan dan bentuk rasa cinta kami kepada Bali untuk terus bangkit dan berkarya,” ujar Fransisca Siregar dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com, Sabtu (4/12/2021).
Laila Azra yang dikenal sebagai pelukis beraliran abstrak pada mixed media seperti cat, latex, serta kain dan tergabung dalam Elima pun turut menciptakan motif ombak di pantai Bali yang dituangkan dalam koleksi La Vela.
Sebenarnya, ada dua hal yang ingin diterjemahkan oleh Laila pada guratan karyanya kali ini.
Ombak menggambarkan kehidupan manusia yang tidak pernah stagnan. Sedahsyat dan setenang apapun ombak di lautan, tapi tetap menciptakan riak yang berakhir di tepian.
"Itulah sebabnya kita perlu agile pada kehidupan kita. Di lain sisi, ombak dapat menggambarkan lekuk pinggul perempuan yang feminin," ujarnya.
Sedangkan motif bunga Magnolia sebagai ikon Elima yang dikenal sebagai lambang kemurnian, kecantikan, kesetiaan, dan cinta diolah dalam motif unik oleh seorang Textile Designer muda berbakat, Bernadette Putri untuk membuat koleksi Elima lebih muda dan kekinian.
Yang menarik, meski terpisah oleh jarak dan waktu: antara Jakarta, Singapura, dan Australia, keinginan untuk menghadirkan koleksi perdana ini tetap bisa terwujud bersama The Bespoke Fashion (TBF) Consultant sebagai Fashion Consultant yang berbasis di Jakarta, yang berdiri sejak Januari 2020.
"Kami ada untuk mengkoneksi para fashion player untuk terkoneksi dan menciptakan ekosistem fashion secara sustainable. Caranya, kami akan membantu desainer baru, labels, dan retailers dengan pendampingan dan mentoring intensif dalam berbagai aspek from zero to hero. Kami juga membantu para fashion brand untuk meng-scale up bisnisnya," kata Melinda Babyanna, Founder dari TBF Consultant.
Untuk peluncuran koleksi La Vela, lanjut dia, butuh waktu selama kurang lebih delapan bulan mulai dari menyusun konsep, design development, fabric sourcing, sample making, costing, hingga proses produksi, sampai akhirnya launching.
Melalui kerjasama tersebut kaum perempuan diajak untuk berani bersuara bahwa dirinya berharga, tak ragu memberi penolakan jika tidak nyaman, serta mampu melindungi dirinya.
"Berangkat dari situ, kami tak ragu bekerjasama dengan Yayasan Plan Internasional Indonesia untuk turut mendukung kampanye No!Go!Tell!, ” ujar Natasya Mahidi.
Kampanye No!Go!Tell adalah community program Plan Indonesia untuk mendukung program nasional yang bertujuan untuk pencegahan dan memberikan pemulihan bagi penyintas kekerasan seksual terhadap perempuan.
NO! Pahami apa saja bentuk kekerasan seksual dan berani berkata "tidak" jika mengalami kekerasan seksual.
GO! Jauhi pelaku dan pergi dari tempat yang membuat tidak nyaman dan cari tempat yang aman.
TELL! Laporkan kejadian kepada pihak atau orang yang dipercaya.
"Dengan kerjasama ini diharapkan tidak ada lagi kekerasan terhadap perempuan, perundungan, hingga pernikahan dini yang bisa merugikan kesehatan fisik dan mental perempuan,” jelas Ilyana Nadia Habsyah, Corporate and HNWi Engagement Yayasan Plan International Indonesia.
Demi mendukung Yayasan Plan International Indonesia, setiap penjualan semua produk, E-Lima akan didonasikan Rp 20.000 kepada Yayasan tersebut.
Untuk harga busananya, koleksi La Vela dibanderol mulai dari Rp 299.000 hingga Rp 1.899.000. Let’s be part of this movement!