7 Tanda Hubungan Percintaan yang Sehat, Bakal Langgeng Terus Nih!

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 03 Desember 2021 | 11:24 WIB
7 Tanda Hubungan Percintaan yang Sehat, Bakal Langgeng Terus Nih!
Ilustrasi pasangan (pexels/@cottonbro).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Miskomunasi biasa terjadi dalam hubungan percintaan. Jika ini terjadi, kamu bisa saja galau dan ingin mengakhiri hubungan.

Padahal, dalam sebuah hubungan konflik merupakan hal yang umum untuk terjadi. Bisa jadi, konflik menjadi cara pendewasaan diri dan menjadikan dirimu menjadi lebih baik.

Konflik yang terjadi bukan berarti bahwa hubungan yang kalian jalani tidak sehat lho. Justru pertengkaran yang kalian jalani bisa saja menjadi tanda bahwa hubungan yang kalian jalani merupakan hubungan yang sehat.

Dilansir dari Brightside.com, terdapat 7 tanda bahwa kamu memiliki hubungan yang sehat. Apa saja?

Baca Juga: Kelebihan dan Kekurangan Aplikasi Kencan Online yang Harus Kamu Ketahui

Ilustrasi cinta (Pixabay)
Ilustrasi cinta (Pixabay)

1. Sering Menggunakan 'Kita' Dibandingkan 'Aku'

Menggunakan 'kita' untuk berkomunikasi dengan pasangan menunjukan bahwa dirimu sebagai orang yang jamak. Mungkin bagi beberapa orang hal tersebut terasa aneh, tapi dibutuhkan dua orang untuk menjalin sebuah hubungan.

Psikolog mengatakan bahwa menggunakan kata 'kita' akan memvalidasikan bahwa kamu dan pasanganmu saling mendukung satu sama lain. Dalam sebuah penelitian, disebutkan juga bahwa pasangan yang menggunakan kalimat 'aku' atau 'milikku dalam percakapannya dilihat sebagai sebuah pasangan yang tidak terlalu dekat dan berpeluang memiliki masalah.

Di sisi lain, menggunakan 'kita' atau 'milik kita' tanya sudah terhubung satu sama lain. Menggunakan kata ganti jamak seperti tadi memberikan referensi untuk 2 orang sebagai pasangan dan tidak terpisahkan.

2. Saling menghargai sebagai individu

Baca Juga: Lakukan 4 Tips Ini jika Satu Kantor dengan Mantan, Harus Profesional!

Saat ada kata 'kita' atau 'Milik kita' dalam sebuah hubungan, di mana dalam hubungan tersebut terdapat 2 orang yang mengidentifikasikannya sebagai pasangan, mereka akan menjaga identitas mereka untuk tetap menjadi diri mereka sendiri.

Pengalaman sendiri membuatmu berkembang dan merefleksikan kehidupan personalmu yang mana bisa juga mendapatkan keuntungan di hubunganmu dan menyambungkan apa yang kamu miliki dengan pasanganmu. Terlepas dari peran baru dan berbeda yang kamu miliki dalam hidupmu, kamu masihlah seorang individu.

Agar kamu dan pasanganmu tetap bisa mempertahankan identitas masing-masing, kamu sebaiknya menghormati batasan satu sama lain, bersabar dan tetap berkomunikasi.

Singkatnya, kamu sebaiknya memberikan satu sama lain waktu dan ruang bukan hanya untuk kalian berdua tapi untuk masing-masing.

3. Kamu mempertanyakan satu sama lain

Kamu tetap bertanya pada pasanganmu apa yang sedang dia lakukan, di mana dia sekarang, atau dengan siapa dia pergi.

Beberapa orang mungkin melihatnya sebagai ikut campur namun, hal ini sebenarnya menunjukan kepedulianmu, yang mana hal ini akan membantu memperkuat cinta dan hubunganmu, serta menjaga keromantisan dan keintiman satu sama lain.

Menurut konselor hubungan, kesepian dan keacuhan dapat terjadi karena stres kerja dan menghabiskan banyak waktu di depan layar.

Saran yang dapat kamu lakukan untuk menghindari putusnya koneksi ini adalah dengan bertanya kepada pasanganmu secara spesifik, seperti bagaimana perasaannya, apa yang mereka butuhkan dan jika ada masalah, bagaimana cara menyelesaikannya bersama-sama.

4. Kamu setuju untuk tidak setuju

Konflik dalam hubungan adalah sebuah hal yang umum bahkan hal tersebut dibutuhkan untuk menjaga kesehatan hubunganmu.

Ketidaksepakatan tentang suatu masalah tertentu menunjukan bahwa dalam hubungan tersebut ada dua orang yang memiliki pandangan berbeda, namun masih bisa bersama dan menemukan alasan agar tetap bersama.

Kamu mungkin menemukan penglihatanmu sendiri sebagai seorang individu, tapi kamu harus juga ingat bahwa kalian adalah pasangan. Menurut para ahli, kuncinya di sini adalah mendengarkan satu sama lain dengan tidak menilai atau memutuskan sesuatu tanpa berkompromi bersama.

Pada akhirnya, kamu akan bekerjasama untuk menemukan jalan baru untuk saling terhubung dan saling merasa nyaman satu sama lain, sehingga itu adalah sesuatu yang sehat di sebuah hubungan.

5. Berbicara tentang pengalaman masa lalu

Haruskah kamu bercerita tentang hubungan masa lalumu dan putus dengan pasanganmu? Menurut psikolog, ya kamu seharusnya melakukannya, tapi hanya tentang hal-hal baik saja yang bisa kamu pelajari dari pengalaman negatif.

Penelitian menemukan bahwa tidak semua akan berakhir dengan putus karena seseorang sudah menghilangkan rasa cintanya, kamu bisa belajar dan terlibat akan hal itu yang mungkin akan membuatmu menjadi seseorang yang lebih baik lagi.

Jika kamu memiliki trauma di masa lalu, mungkin inilah seseorang yang berharga untukmu dan bisa mengerti kamu lebih baik. Ceritalah tentang masa lalu dan bagikan rahasiamu, hal tersebut bukan hanya untuk menunjukan bahwa kamu mempercayai pasanganmu, tapi ini merupakan gestur bahwa dia bisa dipercaya dan bisa terbuka kepadamu juga.

Inilah yang penting untuk ingat bahwa kepercayaan adalah satu dari berbagai faktor dari hubungan yang sehat.

6. Kamu menetapkan batasan

Batasan harus diberikan secara langsung untuk menunjukan kepada pasanganmu bahwa kalian saling mencintai dan menghargai satu sama lain.

Berdasarkan para ahli, hubungan yang tidak sehat ada karena tanpa adanya batasan, yang mana mereka akan bertindak sebagai dasar untuk keintiman emosional. Berikut beberapa batasan kamu dan pasangan yang bisa kamu pertimbangkan adalah:

  • Nama yang akan kamu panggil satu sama lain
  • Tingkat kenyamananmu saat melakukan tindakan intim dan melakukan afeksi di depan umum
  • Privasi dan ruangmu (barang milikmu yang tidak boleh disentuh? apakah mereka mengijinkanmu memiliki me time?)
  • Bagaimana bertindak di sosial media (apakah mereka tidak apa-apa jika kamu memposting foto kalian? akankah kamu mengubah status hubunganmu?)

7. Tak masalah menitipkan anak

Ketika pasangan memiliki kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama atau makan malam bersama, mereka akan merasa bersalah karena meninggalkan anak-anak mereka bersama orang lain.

Padahal menurut psikolog, tidak mengapa menitipkan anak sementara. Sebab, kamu dan pasangan perlu fokus pada pernikahan dan hubungan mereka terlebih dahulu agar keluarga bahagia.

Merencanakan waktu untuk kencan atau liburan sebagai pasangan untuk membangun kekuatan dan koneksi yang lebih baik satu sama lain tanpa gangguan dari tanggung jawab mereka terhadap keluarga dan itu diperbolehkan untuk menghidupkan perasaan dan cinta diantara kalian berdua.

Saat kamu meninggalkan anak-anak kamu dengan keluarga atau di daycare mungkin kamu akan terlihat seperti orang tua yang tidak aktif dalam mengurus anak, namun menjauh sebentar dari mereka untuk hubunganmu dengan pasanganmu sebenarnya adalah hal yang sehat dan baik dilakukan. [Kontributor: Maria Mery Cristin Nainggolan]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI