Suara.com - Musik memiliki kaitan erat dengan street style, khususnya musik subkultur. Musik ini diperkenalkan pertama kali oleh Paul Weller yang terkenal di The 100 Club, tempat musik independen tertua di Inggris, pada bulan September 2005.
Begitupula dengan brand sportwear asal Inggris Fred Perry yang memiliki keterikatan dengan musik karena merupakan original sportswear yang telah ditampilkan di hampir setiap subkultur pemuda Inggris.
Sejak dari Mods, Suedeheads, Ska/Two Tone, Punk, New Wave, Casuals/Perry Boys, Britpop, Electronic/ Rave, dan kebangkitan Indie terbaru, Fred Perry selalu ada dan telah diwariskan dari generasi ke generasi sebagai brand klasik yang bersahaja.
"Sejak diluncurkan, Subkultur juga sering menjadi yang pertama menampilkan musisi lokal terbaik ke tingkat global, dimana hal ini menunjukkan kedalaman warisan musik dan relevansi kontemporer dari merek Fred Perry," ujar perwakilan Fred Perry Indonesia Brand Team, Unita dalam siaran pers yang Suara.com terima belum lama ini.
Baca Juga: Brand Fesyen Fred Perry Memperkenalkan Konsep Baru di Store
Hal inilah yang membuat brand sportwear asal Inggris Fred Perry kembali menggelar Subculture Live akhir November lalu, yang merupakan platform pertunjukan musik yang unik dan khusus menghadirkan pemusik lokal paling cerdas dan paling menginspirasi.
Subculture Live mengangkat kembali keunikan Fred Perry dan kaitannya dengan musik dan street style sejak tahun 1950-an. Platform ini menjanjikan pengalaman pertunjukan musik secara langsung yang menggabungkan pemusik lokal terbaik, visual yang spektakuler.
"Kepedulian Fred Perry terhadap musik subkultur adalah inisiatif yang membawa talenta muda dalam musik paling cerdas, selain pemusik dari Inggris yang telah lama memiliki kaitan dengan Fred Perry.
"Konsep Subculture Live yang kali ini menampilkan para pemusik independen paling berbakat dari Malaysia, Singapura dan Indonesia yang dapat diikuti melalui livestream," ungkap Unita.
Beberapa di antaranya ialah THE S.I.G.I.T. dan Grrrl Gang dari Indonesia, Kapow dan Plague of Happiness dari Malaysia, hingga Subsonic Eye dan Cayenne dari Singapura.
Baca Juga: Nyaman Dipakai, Kerennya Street Style ala PUMA x CHINATOWN MARKET
"Kami berharap Fred Perry Subculture Live dapat menjadi platform bagi pemusik Indonesia untuk lebih berkembang lagi ke tingkat global," tutup dia.