Suara.com - Pernahkah Anda mengajukan pertanyaan sederhana, seperti “Tadi ngapain aja?" saat anak baru pulang dari sekolah? Pertanyaan yang Anda anggap biasa saja, dengan tujuan ingin tahu apakah anak menikmati harinya atau tidak, ternyata bisa bikin anak menjauh dari Anda.
Tak hanya itu, sebenarnya ada banyak hal-hal kecil dan sepele yang sering kita lakukan sebagai orangtua, ternyata sangat tidak disukai oleh anak. Bahkan, bikin mereka malas berada di dekat Anda!
Apa saja? Simak penjelasannya di bawah ini, seperti dilansir dari Bright Side.
1. Anda menunjukkan mood jelek di depan anak
Bukan berarti Anda tak boleh menunjukkan emosi apapun di depan anak-anak, tetapi Anda harus memperhatikan bagaimana Anda mengelolanya dan mencoba menemukan cara untuk mengelola stres dan mood buruk dengan bijaksana saat sedang bersama anak.
Baca Juga: Anak yang Stres Berisiko Alami Gangguan Mental, Begini Cara Mencegahnya
Ingat, meski anak-anak masih kecil, mereka bisa sangat sensitif terhadap suasana hati orangtuanya. Stres dapat membuat Anda bereaksi keras terhadap apa pun yang anak katakan kepada Anda, dan itu dapat membuat mereka jadi malas untuk dekat-dekat dengan Anda.
Coba melipir sebentar untuk menyendiri. Ketika perasaan Anda sudah lebih baik, barulah Anda bisa menghampiri mereka kembali.
2. Multitasking di dekat anak
Anak-anak tidak selalu dalam kondisi mood untuk berbicara. Tetapi ketika mereka datang kepada Anda, mereka membutuhkan perhatian penuh dari orangtuanya. Jika tidak, mereka akan berpikir bahwa mereka bukan prioritas dan tidak penting bagi Anda.
Itu sebabnya, ketika anak Anda datang kepada Anda dengan sesuatu yang penting yang ingin mereka katakan, hentikan apa yang sedang Anda lakukan, lakukan kontak mata dengan mereka, dan libatkan diri Anda sepenuhnya dalam percakapan.
3. Terus-menerus menanyai mereka tentang masalah yang mereka alami
Menanyakan anak Anda terus-menerus tentang apa yang mengganggu mereka bukanlah bentuk perhatian yang diinginkan anak-anak. Alih-alih memaksa anak Anda untuk memberi tahu Anda sesuatu yang tidak mereka inginkan, cobalah untuk mengajukan pertanyaan yang tidak terlalu langsung.
4. Anda tidak menganggap serius masalah anak
Tanggapi anak Anda dengan serius, bahkan ketika perasaan atau reaksi mereka tampak terasa lucu dan tak masuk akal bagi Anda. Alih-alih menggoda mereka tentang situasi yang mereka alami, bagikan pengalaman atau kenangan Anda sendiri untuk membantu mereka mengatasi masalah dengan lebih baik.
Baca Juga: Survei: Digital Multitasking Berisiko Sebabkan Anak Alami Gangguan Mental
5. Memberi tahu rahasia anak Anda kepada orang lain
Memberitahu teman atau keluarga Anda sesuatu yang dikatakan anak Anda secara rahasia dapat membuat mereka malah akan menyimpan rahasia dari Anda. Anda harus mengenali emosi anak Anda dan mencoba untuk tidak membagikan rahasia mereka kepada orang lain, karena itu dapat melukai perasaan mereka dan membuat mereka cemas.
6. Bertanya tentang hari mereka
Pulang sekolah atau pulang les, anak-anak lelah, dan otak mereka tidak dapat bekerja dengan baik dalam kondisi lelah. Itulah mengapa cara terbaik untuk membuat mereka terbuka kepada Anda tentang bagaimana hari mereka berlalu adalah dengan memberi mereka waktu sejenak untuk beristirahat, dan mereka pun akan mendatangi Anda dengan sendirinya.
Jika mereka tidak terbuka kepada Anda, Anda dapat mencoba mengajukan pertanyaan yang tepat tentang hari mereka, seperti, menanyakan apakah guru menyukai gambar mereka, atau siapa yang membuat mereka tertawa di sekolah. Cara lain untuk membuat mereka terlibat dalam percakapan dengan Anda adalah dengan memberi tahu mereka tentang hari Anda terlebih dahulu.
7. Anda menekan anak ketika mereka ingin mandiri
Adalah normal dan sehat bagi anak-anak untuk mencari lebih banyak kebebasan. Ketika ini terjadi, orangtua biasanya melihatnya sebagai kurangnya rasa hormat atau bahwa mereka kehilangan kendali atas anak-anak mereka, yang dapat menyebabkan Anda semakin menekan anak.
Dalam hal ini, alih-alih menetapkan aturan yang lebih ketat, biarkan anak Anda membuat beberapa aturan sendiri dan perhatikan bagaimana mereka mengelola tanggung jawab. Ketika anak Anda melihat bahwa Anda memercayai mereka, mereka mungkin akan menunjukkan sisi yang lebih dewasa dan bertanggung jawab, yang belum pernah Anda lihat sebelumnya. (Maria Mery Cristin)