Suara.com - Mengkritik lewat karya merupakan cara agar pesan yang ingin disampaikan didengar. Bagaimana ya cara melakukannya dengan tepat?
Kreator Komik Si Juki, Faza Meonk ungkap kiat sampaikan kritik yang membangun lewat karya komik agar pesan tersampaikan.
Menyampaikan kritik lewat karya memang tidak mudah, selain memerlukan keberanian perlu juga mencari media yang tepat. Salah satunya lewat komik maupun mural.
Faza mengatakan untuk bisa membuat karya komik atau mural yang membawa Indonesia semakin baik, harus lebih dulu berangkat dari keresahan.
![Massa yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Peduli Kesehatan (KOMPAK) berpantomim saat menggelar aksi unjuk rasa di kawasan Patung Arjuna Wiwaha, Jakarta, Rabu (17/11/2021). [Suara.com/Angga Budiyanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/11/17/37493-aksi-kreatif-parade-mural-hari-kesehatan-nasional-2021.jpg)
"Yang pasti kita sendiri sebagai individu punya keresahan masing-masing. Dan semua karya biasanya dibuat dari keresahan masing-masing," ujar Faza dalam acara Talkshow Webinar Yayasan Lentera Anak, Sabtu (27/11/2021).
Sehingga untuk menyampaikan kritik sosial yang membangun dalam karya komik, gambar, atau mural tidak perlu jauh-jauh, tapi berangkat dari keresahan diri sendiri.
Namun bukan berarti Faza melarang mengikuti berbagai aksi yang sedang tren, tapi ia mengingatkan saat melakukannya, tanya lagi pada diri sendiri, apakah ini merupakan keresahan pribadi. Jika, iya maka tak apa untuk diteruskan.
"Sekarang kita di negara demokrasi kita bebas untuk berekspresi, menyampaikan apa yang kita resahkan lewat karya," ungkap Faza.
Setelah menemukan keresahan, barulah pikirkan media apa yang digunakan untuk menampilkan komik, gambar atau mural yang berisi kritik sosial itu.
Baca Juga: Mencari Kritik di Ujung Demokrasi
Kreator komik yang berhasil menciptakan berbagai karakter komik dan mendirikan perusahaan berlabel Pionicon itu mengungkap, memilih media kritik sosial sangatlah penting untuk mengukur seberapa cepat kritik itu didengar.