Suara.com - Pandemi Covid-19 telah memukul telak sektor pariwisata dan industri kreatif Indonesia. Padahal keduanya merupakan sektor andalan Indonesia
Sektor pariwisata sendiri tercatat berkontribusi terhadap 5,7 persen produk domestik bruto (PDB) serta tempat bagi 12,6 juta lapangan pekerjaan di tahun 2019 lalu.
Pada 2019, tercatat ada sekitar 16,11 juta wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia. Namun angka kunjungan tersebut turun hingga 75 persen menjadi 4,02 juta pada 2020 lalu.
Dikatakan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Menparekraf Republik Indonesia, Sandiaga Uno, pihaknya harus bergerak cepat dan sigap, khususnya dalam memperkaya pengetahuan dan keterampilan baru yang berguna bagi pengembangan usaha.
Baca Juga: Hadir di Surabaya, Komunitas Tokko Semesta Ingin Dorong Ribuan UMKM Lokal Makin Berdaya
"Oleh karena itu, berbagai inisiatif dan kolaborasi bersama para stakeholders perlu ditingkatkan sehingga kita dapat membuka kembali potensi-potensi pariwisata dan industri kreatif yang menghadirkan lapangan kerja baru," kata Menparekraf Sandiaga Uno dikutip Suara.com dari siaran pers, Rabu (24/11/2021).
"Dengan peningkatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang berkelanjutan, kita dapat bersama-sama membangun kembali perekonomian bangsa," tambahnya.
Berbagai inisiatif pun dilakukan Kemenparekraf untuk memulihkan sektor pariwisata dan industri kreatif, di antaranya lewat Bantuan Insentif Pemerintah kepada masyarakat, khususnya pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif yang mengalami dampak paling berat.
Hingga paruh pertama tahun 2020, industri pariwisata di Indonesia mengalami kerugian hingga Rp85 triliun, dengan kerugian industri hotel dan restoran hingga Rp70 triliun.
Sebagian besar sektor kreatif juga terkena dampak yang sangat berat. Karena itu kata Sandiaga, untuk menghidupkan kembali perekonomian nasional, Kemenparekraf perlu membuat program edukasi bagi wirausaha.
Baca Juga: Sebut Imbas Pandemi Di Luar Perkiraan, Jokowi Minta Kepala Daerah Siap Antisipasi
Salah satu program yang digalakkan adalah Santri Digitalpreneur Indonesia.
Program tersebut fokus melakukan pelatihan dan pendampingan santri untuk mempelajari berbagai keterampilan digital serta mengaplikasikannya sebagai modal mereka untuk menjadi digitalpreneur atau berkarier di industri kreatif setalah mereka lulus.
"Indonesia memiliki 31.385 pondok pesantren, karena itu kami mendorong mereka untuk mengembangkan ekonomi kreatif mereka melalui digitalisasi. Semua inisiatif ini merupakan bagian dari upaya kami untuk memajukan pertumbuhan ekonomi nasional di Indonesia," ujar Menparekraf Sandiaga Uno.
Kemenparekraf juga memperkuat kolaborasi dengan para pemangku kepentingan untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi dan resiliensi daya usaha, yang dilakukan dengan penerapan prinsip 3C: Commitment, Competence, dan Champion.
"Bergerak cepat saja tidak cukup, kita harus bergerak bersama-sama dan garap semua potensi bisnis yang ada untuk ciptakan lapangan kerja baru. Lewat ide-ide yang inovatif dan kreatif, kita dapat kembali bangkit dan memajukan perekonomian Indonesia," pungkasnya.