Suara.com - Pandemi Covid-19 tak dipungkiri menghantam beragam sektor usaha di tengah masyarakat. Salah satu yang sangat terdampak adaya pandemi adalah penjualan makanan untuk oleh-oleh.
Bakpia Kukus Tugu Jogja menjadi salah satu usaha kuliner yang terdampak selama pandemi Covid-19. Di awal pandemi, omzet Bakpia Kukus Tuga bahkan turun hingga 90 persen.
Hal ini terjadi karena segmentasi pasar dari Bakpia Kukus Tugu adalah wisatawan dari luar kota. Adanya kebijakan pembatasan perjalanan ke luar kota juga berimbas pada penjualan bakpia kukus yang terus menurun.
Tak heran pandemi menjadi pukulan yang sangat keras bagi usaha bakpia kukus pertama di Yogyakarta ini. Meski demikian, Rizka Wahyu Romadhona selaku pendiri dari Bakpia Kukus Tugu Jogja tak tinggal diam.
Baca Juga: Hadir di Surabaya, Komunitas Tokko Semesta Ingin Dorong Ribuan UMKM Lokal Makin Berdaya
Ia bersama tim terus berusaha agar bisa bangkit dari situasi pandemi Covid-19. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan memaksimalkan pemasaran digital.
"Dulu kami berada di zona nyaman karena penjualan di toko offline pun selalu habis. Hal ini membuat kami terlena dan tak memaksimalkan pemasaran secara digital. Namun karena pandemi yang menyebabkan ruang gerak masyarakat terbatas, akhirnya kami mulai merambah promosi secara daring," ungkap Rizka pada temu media bersama ShopeePay, Rabu (24/11/2021).
Bakpia Kukus Tugu Jogja akhirnya memaksimalkan pemasaran digital dengan gencar mempromosikan produknya di sosial media. Selain itu, mereka juga memasarkan dagangannya secara daring melalui e-commerce.
Penjualan Bakpia Kukus Tugu Jogja secara daring ini membuat para pelanggan dari luar kota tetap dapat menikmati produk mereka meski tak bisa datang ke Yogyakarta.
Selain memaksimalkan pemasaran daring, Bakpia Kukus Tugu Jogja juga konsisten menjaga kualitas produknya. Mereka selalu berkomitmen memberikan cita rasa bakpia kukus yang tak mengecewakan dan tentunya dengan kualitas baik.
Baca Juga: Sebut Imbas Pandemi Di Luar Perkiraan, Jokowi Minta Kepala Daerah Siap Antisipasi
Selain itu, salah satu cara bakpia kukus tetap bertahan hingga saat ini adalah selalu mempertimbangkan selera masyarakat luas pada penjualan produknya. Menurut Rizka, pendapat konsumen terhadap penjualan produknya akan sangat berdampak besar sehingga ia diharuskan untuk tak egosi.
"Dalam menjual produk, kita tidak bisa menekankan ego pribadi. Kadang saat sedang produksi, saya merasa 'kok produk ini tidak cocok dengan selera saya', tapi saat pelanggan kita minta untuk mencoba dan menurut mereka rasanya sudah pas dan oke, ya tetap akan kami jual," ujar Rizka.
Menurut Rizka mementingkan selera pasar dan melihat tren yang sedang ada di tengah masyarakat merupakan salah satu kunci keberhasilan penjualan produk. Terus berinovasi dengan melakukan riset ke selera pasar menjadi salah satu hal yang penting.
Berkat terus berinovasi, kini Bakpia Kukus Tugu Jogja telah memiliki 53 gerai yang tersebar di Kota Yogyakarta dan sekitarnya. Bakpia Kukus Tugu Jogja juga sudah bangkit dan kembali meraup omzet seperti sebelum pandemi Covid-19 melanda.
Bakpia Kukus Tugu Jogja juga menyediakan fitur pembayaran dengan ShopeePay untuk membuat pelanggan merasa lebih nyaman dan aman untuk transaksi di toko. Adanya pembayaran secara digital melalui ShopeePay membuat pelanggan tak perlu merasa was-was untuk bersentuhan dengan orang lain.
Bakpia Kukus Tugu Jogja didirikan pada tahun 2017 oleh Rizka bersama suaminya, Anggara Jati. Berbeda dengan bakpia pada umumnya yang dibuat dengan proses dipanggang, Bakpia Kukus Tugu Jogja berhasil membuat bakpia yang dengan cara yang unik yaitu dikukus.