Suara.com - Bekerja menjadi salah satu aspek penting dalam kehidupan, mulai dari tugas dan tanggung jawab hingga sebagai cara menghidupi keluarga dan diri sendiri. Walaupun bekerja sudah pasti ada waktu jeda istirahat, ternyata ada lho orang yang memilih kerja berlebihan.
Ya, mereka biasanya disebut workaholic dan masuk kategori sebagai pecandu kerja. Karyawan yang kecanduan kerja, memilih lebih banyak menghabiskan waktunya di tempat kerja bahkan melewati dari jam normal.
Hal ini telah diungkap oleh Pakar Psikolog Priska Eugenea, S.Psi. Dikatakan Priska orang yang workaholic umumnya memiliki perasaan khawatir terkait pekerjaaan yang tidak dapat dikontrol dan didorong motivasi yang juga tidak dikontrol.
“Jadi tuh kayak kerja terus, kerja terus, sehingga memakai banyak energinya untuk bekerja. Ini ditandai adanya hubungan dengan diri sendiri dan orang lain jadi terganggu,” ungkapnya dalam acara Webinar Are You A Workaholic, Sabtu (20/11/2021) lalu.
Baca Juga: Tak Hanya Memperoleh Ilmu Baru, Ini 4 Manfaat Mengikuti Pelatihan
Priska mengatakan, seseorang yang workaholic dapat berisiko mengalami masalah kesehatan yang menurun yang pada akhirnya mengakibatkan seseorang mudah sakit-sakitan, tidak enak badan, maag, hingga tipes.
"Workaholic juga terjadi pada masalah waktu luang. Bahkan sampai tidak punya lagi untuk bersantai. Kalau orang isi energinya sendirian, ketemu teman, menonton film, itu sudah nggak bisa lagi. Dan ini menjadi salah satu tandanya" ungkap Priska.
Ia mengatakan, terjadinya workaholic ditandai sebagai bentuk dari adiksi. Di mana ini menjadi salah satu tanda bahwa seseorang mengalami yang namanya kecanduan bekerja.
"Justru ini setara dengan alcoholic. Atau bentuk adiksinya seperti bermain game dan media sosial. Jadi ini serupa dengan itu," katanya.
Priska melanjutkan, komponen dari workaholic yaitu Salience, di mana kerja menjadi prioritas utama yang memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang.
Baca Juga: UMP Bali Naik Rp 22 Ribu, Kadisnaker : Lumayan Kenaikannya
"Prioritas utamanya itu ya kerja. Jadi, ya, kerja lagi dan kerja lagi," pungkas Priska.