Suara.com - Setelah satu tahun lebih dunia pendidikan Indonesia harus beradaptasi dengan pembelajaran daring dari rumah akibat pandemi, kini sebagian besar wilayah mulai membiasakan diri dengan metode blended learning.
Tentu saja, baik siswa maupun guru, sama-sama harus beradaptasi dengan cara pembelajaran yang relatif baru ini. Dan untuk membantu mewujudkan blended learning yang efektif, HP meluncurkan Semangat Guru Virtual Learning Series, program pembelajaran untuk melatih soft skills para guru.
Semangat Guru Virtual Learning Series dikembangkan untuk mendukung guru Indonesia untuk melakukan blended learning yang efektif, dan tersedia melalui platform Guru Belajar & Berbagi milik Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Dalam platform Guru Belajar & Berbagi tersebut, terdapat enam episode pembelajaran dipandu oleh pembicara inspirasional untuk membangun soft skills, mulai dari keahlian dalam penggunaan teknologi sampai komunikasi.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Klaster Sekolah Kota Cimahi Bertambah
Program Semangat Guru Virtual Learning Series ini telah dimulai pada bulan Juni lalu, dan menurut Fiona Lee, Managing Director HP Indonesia, pihaknya melihat antusiasme yang sangat besar dari para pendidik di seluruh penjuru Indonesia, termasuk dari Jabodetabek, Bali, Makassar, Malang, Medan, dan Jayapura.
"Sejak peluncuran Semangat Guru Virtual Learning Series, sekitar 127.000 pendidik telah bergabung dalam kelas-kelas online di platform Kemdikbudristek, Guru Belajar dan Berbagi, dan kelas-kelas di platform YouTube kami telah mendapat sekitar 227.000 views," kata Fiona, dalam wawancara melalui email dengan Suara.com.
Memberi Semangat Kepada Para Guru
Dalam kelas ‘Resilience and Technology’, seorang guru berbagi cerita tentang bagaimana ia selama ini merasa tidak bersemangat karena kurang memiliki kemampuan teknologi, terutama karena proses pembelajaran jarak jauh sangat tergantung kepada teknologi.
Program Semangat Guru Virtual Learning Series tidak hanya mengajarkannya keahlian-keahlian yang dibutuhkan para guru, tetapi juga memberikan semangat dan dorongan kepadanya untuk terus belajar dan mengembangkan keahlian-keahlian baru. Fiona menjelaskan bahwa kelas-kelas virtual tidak hanya mengajarkan keahlian teknologi, tetapi juga soft skill lainnya yang berperan penting terhadap pembelajaran berkualitas, termasuk cara berpikir kritis dan teknologi untuk pengajaran dan pembelajaran, kemampuan komunikasi efektif dalam blended learning, dan kemampuan berkolaborasi.
Baca Juga: Hilang Motivasi? Tonton 4 Film Indonesia Tentang Guru dan Pendidikan Ini
"Kami percaya bahwa program Semangat Guru ini telah memberikan kesempatan kepada para pendidik untuk mempelajari dan membangun kemampuan teknologi dan soft skills yang dibutuhkan untuk mendidik generasi masa depan Indonesia. Ini adalah langkah yang penting dalam upaya kami untuk memastikan bahwa pendidikan berkualitas menjangkau lebih banyak orang, karena para pendidik berperan sangat penting dalam upaya membentuk generasi masa depan Indonesia menjadi tenaga kerja yang kompetitifi secara global melalui kemampuan-kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan," katanya lagi.
Selain melengkapi para pendidik dengan kemampuan yang tepat untuk beradaptasi dan berinovasi, program Semangat Guru juga mendorong dan memberikan semangat kepada para guru untuk terus mengikuti panggilan hati mereka untuk mengajar, dan mengedepankan kebenaran bahwa pembelajaran adalah proses yang berlangsung tanpa henti seumur hidup.
Materi yang Sesuai dengan Kebutuhan Pendidikan Saat Ini
Melalui kelas-kelas yang diadakan, program Semangat Guru Virtual Learning Series berbagi pemahaman, manfaat, dan metode blended learning yang mendorong pengajaran dan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan para pelajar di masa pandemi ini.
Dalam salah satu kelas Semangat Guru, pendidik menerapkan empat karakteristik pendidikan gabungan, termasuk pembelajaran asynchronous, in-sync, integrated learning, dan independent learning.
Menurut Fiona, blended learning mendorong guru dan pelajar untuk berfokus pada quality learning, yang berbeda dengan rote learning.
Blended learning, katanya, memungkinkan para pendidik untuk melihat dan memahami kebutuhan dan tingkat kecepatan belajar yang berbeda dari setiap pelajar. Pendekatan adaptive pedagogical yang diterapkannya mendorong fleksibilitas dalam memilih strategi dan teknologi untuk pengajaran dan pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan tujuan.
Kami berharap bahwa blended learning akan mendorong berlangsungnya proses pengajaran yang lebih mendalam dan menyeluruh," kata Fiona mengutarakan harapannya akan keberhasilan metode blended learning di Indonesia.
"Dalam lingkungan yang tidak pasti dan terus berubah seperti di masa pandemi saat ini, masih banyak pelajar di Indonesia yang melakukan belajar jarak jauh, dan pada saat bersamaan secara bertahap juga sudah mulai berlangsung belajar tatap muka, atau gabungan antara tatap muka dan belajar di rumah. Pencapaian utama blended learning adalah menumbuhkan kemapanan dan kepemilikan para pelajar atas proses pembelajaran yang mereka lalui," jelas Fiona lebih lanjut.
Hal ini karena para pelajar akan menghadapi ketidakpastian di masa depan, maka kemapanan dan kemampuan beradaptasi akan memungkinkan mereka untuk meraih tujuan dan mengejar quality learning.
Atasi Kesenjangan Pendidikan
Sektor pendidikan di Indonesia adalah yang terbesar keempat di dunia, dan mencakup lebih dari 3,3 juta pendidik dan 53,1 juga anak-anak kelas 1 – 12 yang berada di bawah Mendikbudriset. Akan tetapi, masih banyak kesenjangan mendasar terhadap akses pendidikan dan peningkatan kemampuan di seluruh Indonesia.
Yang paling mencolok adalah beragamnya tingkat adopsi teknologi di rumah dan di sekolah, serta perubahan-perubahan dramatis akibat pandemi yang telah kita saksikan selama satu setengah tahun terakhir ini.
"Kami menyadari bahwa upaya untuk mendukung pendidikan di Indonesia tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri. Dukungan yang kami berikan melalui Semangat Guru adalah langkah selanjutnya dalam perjalanan kami untuk terus mendukung para pengajar di Indonesia beradaptasi dan berkembang semakin baik dalam lanskap pendidikan yang terus berubah ini," ungkap Fiona.
HP percaya bahwa pendidikan adalah hak asasi manusia, dan kesetaraan digital adalah pilar utama dalam strategi perusahaan – nilai dan visi yang sangat sejalan dengan tujuan utama dan upaya pemerintah Indonesia dalam pendidikan.
Mendikbudriset saat ini sedang menyiapkan roadmap “Indonesia Emas 2045”, yang memiliki tujuan jangka panjang untuk mendorong generasi masa depan Indonesia menjadi tenaga kerja yang kompetitif secara global. Oleh karena itu, pihak Mendikbudriset mengakui peran penting dari para pengajar (guru dan orangtua) dalam upaya meraih tujuan tersebut.
"Kami melihat hal ini sebagai peluang untuk berkontribusi terhadap tujuan-tujuan pendidikan Indonesia. Sejalan dengan itu, Semangat Guru Virtual Learning Series diciptakan untuk menghormati semangat para guru atas upaya pendidikan, dan dirancang dengan konsep 3Es: Educate, Engage, Entertain. Konsep ini mencakup enam modul yang diterapkan melalui kelas-kelas virtual dan pembelajaran mandiri – yang semuanya tersedia melalui platform Guru Belajar dan Berbagi dari Mendikbudriset, untuk mencapai sebanyak-banyaknya guru di seluruh negeri," pungkas Fiona.