Pakar: Pemerintah Harus Lakukan 5 Hal Ini untuk Cegah Lonjakan Covid-19 Saat Libur Nataru

Sabtu, 20 November 2021 | 13:43 WIB
Pakar: Pemerintah Harus Lakukan 5 Hal Ini untuk Cegah Lonjakan Covid-19 Saat Libur Nataru
Tenaga Kesehatan melakukan uji sampel hasil swab test antigen milik calon penumpang KRL di Stasiun Bekasi, Jawa Barat, Senin (21/6/2021). [Suara.com/Dian Latifah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menjelang libur nataru atau Natal dan tahun baru 2022, Pakar Kesehatan Prof.Tjandra Yoga Aditama mengingatkan pemerintah untuk antisipasi lonjakan Covid-19 di tanah air.

Melalui keterangan yang diterima suara.com, Sabtu (20/11/2021), setidaknya ada 5 hal yang harus dilakukan pemerintah dari saat ini, yaitu:

1. Atur PPKM sesuai level
Seperti diketahui saat ini DKI Jakarta saat ini berada di level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM level 1. Sehingga apabila nanti terjadi lonjakan kasus, pemerintah harus tegas menerapkan aturan PPKM sesuai kondisi yang ada.

2. Meningkatkan jumlah tes
Seperti diketahui, beberapa negara Eropa mengalami lonjakan kasus Covid-19. Sedangkan di Indonesia, menurut Prof. Tjandra, meski terlihat terkendali, tapi ada kapasitas testing belum memadai khususnya di daerah.

Baca Juga: Jelang Nataru, MPR Minta Pemerintah Tak Lupa Awasi Mobilitas Warga Antarnegara

"Sekarang memang terkesan jumlah total seperti sudah memadai, tapi ada provinsi-provinsi yang tinggi dan cukup banyak kabupaten atau kota yang belum mencapai target untuk test dan trace," terang Prof. Tjandra melalui keterangannya yang diterima suara.com, Sabtu (20/11/2021).

3. Deteksi varian virus baru
Meski vaksin Covid-19 bekerja cukup berperan, tapi varian baru bisa mengancam, sehingga pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) harus ditingkatkan.

Hingga 18 November 2021, Indonesia sudah memasukkan 8.839 sampel WGS virus SARS CoV 2 penyebab Covid-19 ke GISAID yang memang mengkompilasi data dari seluruh dunia.

Singapura sudah memasukkan 9.652 sampel, Filipina 12.742 sampel dan India dengan 78.442 sampel.

"Yang paling tinggi adalah Amerika Serikat yang pada 18 November 2021 sudah memasukkan 1.608.136 sampel WGS virus Covid-19 ke GISAID, disusul oleh Inggris dengan 1.238.935 sampel," tutur direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI tersebut.

Baca Juga: Soal Pemberlakuan Ganjil Genap Saat Libur Nataru, Wali Kota Semarang: Belum Perlu

4. Vaksinasi terus ditingkatkan
Menjelang masa liburan, Indonesia masih juga belum memenuhi target memvaksinasi 208 juta penduduknya dengan vaksin Covid-19 lengkap.

"Vaksinasi harus terus digalakkan, apalagi karena sekitar 60 persen penduduk target vaksinasi kita belum mendapat vaksinasi lengkap, dan lansia bahkan sekitar 70 persen dari target belum dapat vaksinasi lengkap," ungkap mantan direktur penyakit menular WHO Asia Tenggara itu.

5. Kendalikan mobilitas orang dari luar negeri
Indonesia memang sudah melaksanakna event internasional, di Sirkuit Mandalika, Lombok. Sehingga dari event ini perlu belajar kendalikan pendatang dari luar negeri dengan tiga cara:

  • Pengetatatan pemeriksaan di pintu masuk negara, di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).
  • Pemberlakuan masa karantina yang memadai.
  • Pemantauan bagi mereka yang sudah selesai karantina, setidaknya sampai 7 atau 14 hari kemudian.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI