“Misal saat pandemi dan semua tatap muka harus dikurangi. Nah, seorang periset UX harus menyelesaikan berbagai metode. Mulai dari survey, in-depth interview dan FGD, hingga tes produk secara virtual,” ungkap Satkar.
“Namun tetap berorientasi pada hasil kualitas baik, ketika bertemu langsung dengan narasumber,” lanjutnya.
4. Ikuti tren
Dengan mengikuti tren yang ada, periset bisa menjadi lebih relevan dengan pengguna. Beberapa inisiatif pun juga dilakukan oleh Tokopedia, di mana riset yang relevan yang dibutuhkan pengguna, adalah lewat kampanye Waktu Indonesia Belanja (WIB).
“Ini juga berangkat dari hasil riset. Mulai dari konsep utama WIB, integrasi dengan pengguna aplikasi, model kampanye dan brand partnership,” ungkapnya.
5. Tentukan tujuan
Dalam proses pengembangan produk dan UX, sangatlah penting bagi periset untuk mengetahui tujuan yang harus dicapai. Misalnya dengan metrik bisnis atau produk apa yang ingin diubah serta ditingkatkan.
“Riset dengan tujuan yang jelas dapat menghasilkan insights yang berkualitas, sehingga ini dapat digunakan oleh para pengambil keputusan,” tutup Satkar.