Sebagai produsen kebutuhan rumah tangga, Unilever Indonesia menyadari kalau kebanyakan kemasan produknya terbuat dari plastik. Hal itu lantaran plastik masih menjadi material terbaik untuk menjaga kualitas produk hingga sampai ke konsumen.
Meski begitu, Head of Sustainable Environment Unilever Indonesia Foundation Maya Tamimi mengatakan bahwa perusahannya turut bertanggungjawab dalam mengatasi permasalahan sampah, terutama sampah plastik di Indonesia.
"Kami percaya bahwa plastik memiliki tempatnya di dalam ekonomi, tetapi tidak di lingkungan kita. Hal ini sejalan dengan komitmen global bahwa selambatnya tahun 2025, Unilever akan mengurangi setengah dari penggunaan plastik baru, mendesain 100 persen kemasan plastik produk agar dapat didaur ulang, digunakan kembali atau dapat terubah menjadi kompos, dan membantu mengumpulkan dan memroses kemasan plastik lebih banyak daripada yang dijual," tutur Maya.
Sependaoat dengan Erik, Maya mengatakan bahwa edukasi ke masyarakat mengenai bijak kelola sampah memang harus lebih sering dilakukan. Karenanya, program tersebut menjadi salah satu fokus Unilever.
"Misalnya, baru-baru ini kami meluncurkan gerakan #GenerasiPilahPlastik untuk mengajak masyarakat menjadi generasi yang lebih peduli lingkungan dan lebih bertanggung jawab terhadap kemasan yang mereka gunakan, terutama kemasan plastik," ucapnya.
Menurutnya, jika konsumen mau bergerak bersama dengan produsen maka bisa menghasilkan dampak yang lebih signfikan dalam menciptakan lingkungan yang lestari dan lebih bersih dari sampah.