Indonesia Hasilkan 175.000 Ton Sampah Tiap Hari, Sebagian Besarnya Sampah Rumah Tangga

Rabu, 17 November 2021 | 06:35 WIB
Indonesia Hasilkan 175.000 Ton Sampah Tiap Hari, Sebagian Besarnya Sampah Rumah Tangga
Ilustrasi sampah rumah tangga. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aksi peduli lingkungan, terutama dengan mengurangi penggunaan sampah plastik, kian ramai digaungkan di media sosial. Tujuannya, untuk menyebarkan kesadaran bahwa masyarakat punya peran yang sangat penting dalam menangani masalah lingkungan.

Cara yang paling mudah dengan bertanggungjawab terhadap sampah yang dihasilkan. Data dari Unilever Indonesia tercatat bahwa 37,3 persen sampah yang terkumpul selama 2020 berasal dari rumah tangga.

Bahkan dari 175.000 ton sampah yang dihasilkan Indonesia per hari, sebanyak 60 persen merupakan sampah rumah tangga.

Catatan lainnya, timbunan sampah di Indonesia hingga 2020 telah mencapai 67,8 juta ton per tahun. Diperkirakan akan meningkat 5 persen setiap tahunnya.

Baca Juga: Murka Banyak Sampah di Sungai, Bupati Kendal Gunakan Cara Unik untuk Sentil Warga

ilustrasi sampah rumah tangga. (Flickr)
ilustrasi sampah rumah tangga. (Flickr)

Dari total sampah yang ada, 15 persen di antaranya berupa sampah plastik. Hanya di pulau Jawa saja tercatat 88,17 persen sampah plastik masih diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) atau berserakan di lingkungan.

"Untuk itu, Pemerintah menargetkan angka pengurangan sampah hingga 30 persen pada 2025," kata Perencana Madya pada Direktorat Lingkungan Hidup Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Erik Armundito, dalam webinar 'Plastik dan Evolusi Perilaku Manusia', Selasa (16/11/2021).

Erik menekankan bahwa peran masyarakat diperlukan agar target tersebut bisa tercapai.

Selain pemberlakukan aturan perundangan tentang pengelolaan dan pengolahan sampah, pemahaman masyarakat terkait isu lingkungan juga jadi salah satu kunci persoalan sampah bisa diatasi.

Faktor lainnya, dengan adanya tokoh panutan yang memiliki komitmen terhadap pengelolaan sampah juga penyediaan fasilitas pengelolaan sampah.

Baca Juga: Miris! Jalanan di Bangkalan Madura Penuh Tumpukan Sampah hingga Sulit Dilewati

"Dalam merealisasikannya, tentu kolaborasi bersama seluruh pihak. Termasuk pihak produsen dan konsumen, sangat dibutuhkan," ujarnya.

Sebagai produsen kebutuhan rumah tangga, Unilever Indonesia menyadari kalau kebanyakan kemasan produknya terbuat dari plastik. Hal itu lantaran plastik masih menjadi material terbaik untuk menjaga kualitas produk hingga sampai ke konsumen.

Meski begitu, Head of Sustainable Environment Unilever Indonesia Foundation Maya Tamimi mengatakan bahwa perusahannya turut bertanggungjawab dalam mengatasi permasalahan sampah, terutama sampah plastik di Indonesia.

"Kami percaya bahwa plastik memiliki tempatnya di dalam ekonomi, tetapi tidak di lingkungan kita. Hal ini sejalan dengan komitmen global bahwa selambatnya tahun 2025, Unilever akan mengurangi setengah dari penggunaan plastik baru, mendesain 100 persen kemasan plastik produk agar dapat didaur ulang, digunakan kembali atau dapat terubah menjadi kompos, dan membantu mengumpulkan dan memroses kemasan plastik lebih banyak daripada yang dijual," tutur Maya.

Sependaoat dengan Erik, Maya mengatakan bahwa edukasi ke masyarakat mengenai bijak kelola sampah memang harus lebih sering dilakukan. Karenanya, program tersebut menjadi salah satu fokus Unilever.

"Misalnya, baru-baru ini kami meluncurkan gerakan #GenerasiPilahPlastik untuk mengajak masyarakat menjadi generasi yang lebih peduli lingkungan dan lebih bertanggung jawab terhadap kemasan yang mereka gunakan, terutama kemasan plastik," ucapnya.

Menurutnya, jika konsumen mau bergerak bersama dengan produsen maka bisa menghasilkan dampak yang lebih signfikan dalam menciptakan lingkungan yang lestari dan lebih bersih dari sampah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI