Jangan Salah, Begini Cara Bedakan Bullying dengan Bercanda!

Senin, 15 November 2021 | 18:40 WIB
Jangan Salah, Begini Cara Bedakan Bullying dengan Bercanda!
Ilustrasi bullying (pexels/Keira Burton)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tindakan perundungan atau bullying kerap kali disembunyikan dalam alasan bercanda. Padahal keduanya sangatlah berbeda.

Psikolog klinis dewasa Pingkan Rumondor, S.Psi., M.Psi., mengatakan bahwa ada batasan yang jelas antara bercanda dengan bullying. Salah satu yang paling jelas, yakni ada atau tidaknya orang yang tersinggung.

"Kalau bercanda itu keduanya happy, gimana lucunya jokes itu. Tapi kalau bullying salah satu akan merasa tersakiti, merasa direndahkan," jelas Pingkan dalam webinar Hari Toleransi Internasional bersama Unilever Indonesia, Senin (15/11/2021).

Menurut Pingkan, ada tiga ciri khas dalam perilaku bullying. Yakni, dilakukan dengan sengaja, dilakukan berulang kali, dan ada ketidakseimbangan kekuatan.

Baca Juga: Sering Muncul di Anime, Kenali 8 Tindak Ijime atau Perundungan yang Wajib Dihindari!

Artinya, perilaku sebenarnya sadar sedang melakukan bullying dan biasanya dilakukan terus menerus dalam waktu lama. Selain itu, pelaku merasa lebih berkuasa atau memiliki kekuatan daripada korban.

"Sebenarnya yang melakukan bully dibalik kata bercanda itu melakukannya dengan sengaja untuk menyakiti orang. Itu jadi ada sesuatu atau tujuan dibaliknya bukan sekadar humor," ucapnya.

Tindakan bullying tersebut bisa terjadi di mana saja, salah satunya tempat bekerja. Pingkan mengatakan, kategori bullying bisa terjadi dari tindakan sesederhana mengucilkan karyawan lain saat ada kegiatan kantor.

Atau juga menyebarkan gosip yang tidak benar, berlaku secara tidak adil, mengejek, hingga merendahkan orang lain.

"Ini perlu hati-hati. Lalu sengaja mengisolasi orang, sengaja nggak diajak dalam acara kantor, ini namanya perilaku bully. Tapi kalau yang bukan (bully), ada satu konflik yang terjadi cuma satu kali. Misalnya mutasi berdasarkan kompetensi, itu bukan bullying," ujarnya.

Baca Juga: KPI Dinilai Tak Serius Tangani Kasus MS, Koalisi Masyarakat: Kami Putus Asa

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI