Suara.com - Sejak dulu, pepatah 'rajin pangkal pandai' dan 'malas pangkal bodoh' begitu populer di kalangan para siswa. Tujuannya, tentu agar siswa rajin belajar sehingga bisa berprestasi di sekolah.
Tapi ternyata pepatah tersebut tidak selalu relevan, lho. Siswa yang terlihat malas, tak jarang juga memiliki nilai sekolah yang baik. Bukan sekadar faktor keberuntungan, tapi juga bisa dijelaskan secara ilmiah.
Dikutip dari Ruang Guru, peneliti dari Florida Gulf Coast University membuktikan bahwa adanya hubungan antara kebutuhan kognisi dengan aktivitas fisik manusia sehari-hari. Aktivitas fisik yang dimaksud bukan berarti olahraga. Tetapi, aktivitas fisik yang rutin dilakukan sehari-hari seperti bangun tidur dan kegiatan lainnya.
Diterbitkan dalam jurnal SAGE Journal of Health Psychology, para peneliti merekrut 60 mahasiswa untuk mengukur tingkat aktivitas fisik meraka selama satu minggu. Peserta yang mengikuti penelitian diuji melalui tes tertulis yang menunjukkan bahwa seseorang akan lebih aktif secara fisik jika memiliki tingkat kognisi yang rendah.
Baca Juga: Interaksi Rumah Pintar Makin Baik dengan Tambahan Perintah Suara Berbahasa Indonesia
Namun, perbedaan antara mereka yang memiliki tingkat kognisi tinggi dengan yang rendah paling terasa selama lima hari kerja dan berkurang pada akhir pekan.
Di samping penjelasan sains tersebut, faktanya, jika ada siswa yang malas tapi pintar bukan berarti tidak belajar sama sekali. Di waktu-waktu senggang dan sedang sendiri, mereka biasanya tetap belajar.
Hal itu karena jika sedang kumpul bersama teman, mereka tidak bisa fokus dalam memahami materi pelajaran dan beranggapan bahwa lebih baik belajar dengan waktu singkat tetapi hasilnya maksimal.
Selain itu, siswa yang terkesan terlihat santai, pada umumnya juga cepat bosan. Akibat kebosanan tersebut, mereka akan selalu haus dan penasaran dengan hal-hal baru.
Baca Juga: Pendidikan Karakter: Aspek yang Hilang dalam Pembelajaran Daring