“Saya menangis karena ada sebuah hubungan yang begitu kuat antara Shang-Chi, karakternya, serta keluarganya. Saya menyadari, pada akhirnya film ini adalah sebuah film tentang keluarga. Saya menangis karena kita dapat melihat seorang pahlawan dari Asia melakukan berbagai tindakan heroik dan menyelamatkan dunia. Hal tersebut merupakan momen yang sangat berharga bagi saya sebagai penggemar, aktor, dan orang Asia,” jelas Simu Liu.
2. Shang-Chi adalah Super Hero Terbaru dalam Marvel Cinematic Universe yang Telah Menjadi Bagian dari Marvel Sejak Tahun 1973

Menjadi Super Hero yang hadir sebagai karakter terbaru dalam Marvel Cinematic Universe dan Super Hero yang pertama kalinya membawakan identitas diri sebagai keturunan Asia Amerika, Shang-Chi sebenarnya telah hadir pertama kali pada tahun 1973.
Terinspirasi dari karakter yang telah diciptakan 40 tahun silam tersebut, tim kreatif Marvel yang dipimpin oleh Kevin Feige dan Jonathan Schwartz melakukan beberapa penyesuaian agar kisah Shang-Chi lebih relevan untuk para penggemar saat ini.
Dalam film ini, Shang-Chi merupakan sosok yang memiliki koneksi dengan organisasi ‘Ten Rings’. Pada tahun 2008, organisasi ‘Ten Rings’ telah diperkenalkan sebagai dalang di balik penculikan Tony Stark dalam film Marvel Studios’ “Iron Man” yang pertama. Selanjutnya, sosok yang diduga pemimpin organisasi ‘Ten Rings’, The Mandarin, kembali muncul di film Marvel Studios’ “Iron Man 3”.
Namun, film tersebut juga mengungkap bahwa The Mandarin hanyalah tokoh fiktif. Setelah hampir 10 tahun, para penggemar akhirnya diajak untuk mengungkap sosok pemimpin organisasi ‘Ten Rings’ sebenarnya, yaitu ayah Shang-Chi yang bernama Xu Wenwu.
3. Seni Bela Diri yang Menjadi Salah Satu Elemen Terpenting dalam Film
Marvel Studios’ “Shang-Chi and The Legend of The Ten Rings”, menggambarkan keindahan seni bela diri yang mendominasi berbagai adegan aksi dalam film. Setiap adegan perkelahian tidak hanya menunjukkan skenario pertarungan, namun juga menggambarkan momen-momen emosional dan menjadi bagian dalam cerita.
Setiap adegan aksi dalam film ini mengandung berbagai makna bagi tiap karakternya. Misalnya ketika kedua orangtua Shang-Chi, Wenwu dan Li, bertemu untuk pertama kalinya dan melakukan pertarungan untuk mengukur kekuatan satu sama lain. Pertarungan ini menjadi inti dari kekuatan hubungan mereka.
Seni bela diri menjadi salah satu fokus utama dari film ini, sehingga diperlukan banyak pendekatan dan konsep-konsep kreatif yang diharapkan dapat menyampaikan makna cerita, untuk menjadi lebih dari sekedar adegan perkelahian. Untuk persiapan dalam film ini, Simu Liu mempelajari Kung Fu tradisional China, elemen dari Wushu dan Hong Quan, serta Muay Thai dan Silat, Krav Maga dan Jiu-Jitsu, tinju, serta street fighting.
Baca Juga: Canon Rilis Film Seri Dokumenter Pakai Kamera EOS R6