"Tapi perempuan yang masuk ke lapangan kerja masih 54 persen," lanjutnya.
Lewat program ini, L'Oreal dan UNESCO pun berusaha mendorong perempuan masuk ke dunia sains yang selama ini terkenal maskulin.
![L'Oreal-UNESCO For Women in Science National Fellowship Award 2021, Rabu (10/11/2021) [tangkap layar Zoom]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/11/10/82094-loreal-unesco-for-women-in-science-national-fellowship-award-2021-rabu-10112021.jpg)
Tahun ini pun, L'Oreal dan UNESCO kembali memberikan dukungan kepada 4 perempuan Indonesia untuk menerima fellowship.
Keempat ilmuwan perempuan tersebut juga memiliki proposal masing-masing yang akan direalisasikan untuk memberi manfaat nyata bagi kehidupan.
Ilmuwan pertama adalah Dr. Magdalena Leny Situmorang dari Kelompok Keilmuan Bioteknologi Mikroba, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB.
Lewat penelitiannya, Dr. Magdalena Leny Situmorang bermaksud mengembangkan pakan agar hasil produksi udang di Indonesia memiliki tingkat keamanan dan mutu tinggi.
Kedua, ada Peni Ahmadi, Ph.D dari Pusat Riset Bioteknologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Peni Ahmadi melakukan penelitian untuk mengubah senyawa bioaktif dari biota laut sebagai obat kanker payudara.
Selanjutnya ada Febty Febriani, Ph.D dari Pusat Riset Fisika BRIN yang bertujuan memetakan kerak bumi Indonesia untuk mengurangi risiko bencana gempa dan tsunami.
Sementara yang terakhir, L'Oreal dan UNESCO memberikan fellowship pada Fransiska Krismastuti, Ph.D dari Pusat Riset Kimia BRIN.
Baca Juga: Pencak Silat Diharapkan Jadi Wajah Etalase Kebudayaan dan Pendidikan
Peneliti perempuan yang satu ini bermaksud mengembangkan sistem deteksi optik untuk luka kronis yang dialami penderita diabetes.