Psikolog: Work Life Balance, Hindari Kerja Berlebihan

Senin, 08 November 2021 | 13:38 WIB
Psikolog: Work Life Balance, Hindari Kerja Berlebihan
Ilustrasi work life balance. (pexels.com/Michael Burrows)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bekerja bukan hanya soal finansial. Karena selain bekerja, kita juga punya kewajiban pada aspek lain, seperti kesejahteraan batin, dan kebahagiaan bersama keluarga. Itulah yang dinamakan work life balance.

Bagi orang yang gila kerja, ada kalanya mereka menjadi terlalu terikat dengan pekerjaannya. Meski bekerja merupakan bagian dari tanggung jawab seseorang demi menafkahi diri dan juga keluarga, tetap harus diimbangi dengan aspek yang lain, yaitu keseimbangan alias work life balance.

“Kita perlu punya strategi khusus untuk mengatur hidup kita supaya lebih happy. Karena bekerja bukan satu-satunya faktor yang bikin kita bahagia,” ungkap Psikolog Mellissa Catalina T., M.Psi, dalam acara Webinar Career vs Family, How To Have A Healthy Work-Life Balance, beberapa waktu yang lalu.

“Maksudnya ada yang namanya work life balance alias keseimbangan,” lanjut Mellissa.

Baca Juga: Kaspersky: Beban Kerja Meningkat, Karyawan Lebih Nyaman Bekerja dari Rumah

Ia mengatakan, work life balance merupakan cara seseorang dalam mengelola pekerjaan, dan juga kewajiban lain yang tidak terkait dengan pekerjaan. Mulai dari kepuasan, kesehatan, dan juga kesejahteraan.

“Jadi ini merupakan bagian dari harapan semua orang, agar lebih puas, sehat, dan juga sejahtera,” ungkap Mellissa.

“Tentunya, work life balance merupakan strategi yang perlu kita pelajari,” tambahnya.

“Jadi sebenarnya hidup juga butuh finansial yang oke, juga emosi dan lingkungan yang juga oke,” ungkap Mellisa.

Dan jika seseorang hidup hanya memerhatikan karier terus-menerus, ia akan kehilangan aspek lain yang lebih penting dalam hidup. Salah satunya adalah kesejahteraan mental dan kesehatan.

Baca Juga: 4 Alasan Penting Harus Totalitas dalam Bekerja, Jangan Setengah-setengah!

“Kalau kita hanya fokus pada aspek karier dan kerja mati-matian, apakah kita sejahtera? Mungkin kalau dari sisi pendapatan, ya. Tapi aspek lain kayak kesehatan dan lainnya? Kan, nggak sejahtera juga,” ungkapnya.

“Dan perlu dipahami, kita perlu punya aspek lain dalam hidup kita. Kalau ada istilah kerja keras bagai kuda dan langsung tipes, jadi ada aspek kesehatan yang hilang. Jadi itulah aspek yang hilang,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI