Mengenal Tradisi Fika Dari Swedia, Salah Satu Terapi Istirahat Bagi Pekerja

Jum'at, 05 November 2021 | 18:11 WIB
Mengenal Tradisi Fika Dari Swedia, Salah Satu Terapi Istirahat Bagi Pekerja
Ilustrasi istirahat bekerja. (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Istirahat dari aktivitas sangatlah penting untuk kesejahteraan batin dan juga mental seseorang. Termasuk para pekerja, di mana tekanan pekerja sangatlah besar dalam memenuhi tanggung jawabnya.

Di samping mengenai istirahat, ternyata di Swedia memiliki sebuah tradisi fika. Tradisi ini merupakan istirahat terjadwal bagi para pekerja, di mana mereka berhenti sejenak dari rutinitas bekerjanya dan berkumpul dengan orang-orang terdekatnya.

Tidak hanya berkumpul bersama teman dan rekan kerja, istirahat terjadwal ini dilakukan sambil menikmati kopi, teh, kue kering, hingga percakapan. Setelah melakukan tradisi fika, para pekerja kembali ke meja mereka dengan keadaan lebih segar.

Tentu tidak hanya soal minum kopi di jam istirahat saja. Fika sendiri disebut lebih bersosialisasi dibanding hanya sekadar minum kopi. Bahkan, fika merupakan sebuah kebiasaan yang dilakukan oleh orang Swedia, di mana memiliki waktu istirahat sangatlah penting untuk kesehatan mental.

Baca Juga: Patut Dicoba, 5 Cara Meringankan Beban Pikiran

Di Swedia, fika melebur bersama kehidupan sehari-hari masyarakat dengan berbagai cara. Di kantor, misalnya, selalu ada tradisi fika baik di pagi hari maupun siang hari. Bahkan, tradisi ini menjadi alasan mereka untuk bertemu teman di kafe maupun reunian.

Melansir dari Psychology Today, para peneliti menemukan, peningkatan tekanan untuk selalu aktif terhubung di tempat kerja. Di mana para pekerja menghabiskan hidupnya dengan terlalu banyak bekerja.

Sebelumnya, studi pada tahun 2018 mengungkapkan, 55 persen pekerja di Amerika tidak menggunakan semua hari libur mereka.

Hal ini sebenarnya bukan masalah baru. Di era pandemi, misalnya, telah meningkatkan malaise kolektif. Di mana fakta membuktikan, seseorang menghabiskan rata-rata 48,5 menit lebih banyak bekerja per hari sejak pandemi dimulai.

Di samping itu, para pekerja juga mengalami banyak gangguan akibat terlalu banyak bekerja. Mulai dari kurangnya semangat, kelelahan dari pekerjaan, kurangnya pengasuhan anak, dan juga kekuranan waktu.

Baca Juga: 5 Penyebab Perut Buncit, Ternyata Ada Kebiasaan Kecil yang Sering Diabaikan

Hal ini juga telah diungkap lewat studi yang dilakukan oleh Dr. Mike Oliver, yang dilakukan bersama rekannya dari Staffordshire University, untuk memahami mengapa pekerja kantoran tidak memilih istirahat selama bekerja.

Mereka menemukan, para pekerja merasa bersalah dan cemas jika mengambil istirahat. Bahkan ketika diminta untuk memilih bekerja atau istirahat, peserta memilih bekerja jika merasa terlalu sibuk.

Namun, satu variabel mengungkapkan sisi lain, di mana cara yang paling efektif untuk istirahat adalah dengan mengajak rekan kerja.

“Kami menemukan bahwa cara yang terbaik untuk beristirahat adalah dengan membawa rekan kerja Anda. Jika tidak berada di dekat rekan kerja secara fisik, mungkin akan lebih sulit untuk mengambil waktu istirahat,” ungkap Dr. Oliver.

Dikatakan Oliver, tradisi fika seperti beristirahat dan berkumpul bersama teman disebut sangatlah efektif. Sebab, ini telah dilakukan oleh para pekerja kantoran di Swedia, di mana istirahat dapat menyegarkan energi mereka sebelum kembali bekerja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI