Hati-hati Hidden Sugar dalam Produk Makanan Kemasan, Ini yang Bisa Anda Lakukan

Jum'at, 05 November 2021 | 14:44 WIB
Hati-hati Hidden Sugar dalam Produk Makanan Kemasan, Ini yang Bisa Anda Lakukan
Ilustrasi Memilih Makanan Minuman Kemasan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Konsumsi gula berlebih berkontribusi terhadap tingginya asupan kalori yang dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes

Seperti yang kita ketahui, keduanya dapat menjadi jalan pintas penyakit-penyakit tidak menular lainnya seperti gangguan penglihatan, penyakit jantung, gagal ginjal, dan gangguan syaraf

Sayangnya, masyarakat masih cenderung mengonsumsi gula dalam jumlah yang tinggi, baik dari penambahan gula saat memasak, makan, dan minum maupun melalui konsumsi makanan dan minuman manis yang tinggi gula. 

Untuk menghindari hal tersebut, Spesialis Gizi Klinis, dr Marya Haryono meminta masyarakat juga perlu waspada dengan kandungan gula dalam makanan dan minuman kemasan

Baca Juga: Mesti Dihindari, Ini Kesalahan yang Sering DIlakukan Penderita Diabetes Saat Olahraga

"Untuk itu, masyarakat perlu lebih jeli dalam memerhatikan label kemasan guna mengetahui kandungan gula tersembunyi (hidden sugar) di makanan minuman. Hal ini penting agar kita dapat lebih sadar akan jumlah gula yang dikonsumsi setiap harinya," jelasnya dalam acara Festival Komunitas ‘Beat Obesity’ bersama Nutrifood, Kamis (5/11/2021). 

Hal senada juga disampaikan oleh Yusra Egayanti, S.Si, Apt, MP, Koordinator Standardisasi Pangan Olahan Keperluan Gizi Khusus, Badan POM RI.

Menurutnya, cermat membaca label kemasan pangan olahan dapat membantu kita lebih bijak dalam konsumsi gula dan terhindar dari risiko obesitas. 

Masyarakat harus selalu memperhatikan empat informasi nilai gizi dalam label kemasan yaitu jumlah sajian per kemasan, energi total per sajian, zat gizi (seperti lemak, lemak jenuh, protein, garam/natrium, dan karbohidrat (termasuk gula)) dan persentase AKG (Angka Kecukupan Gizi) per sajian. 

"Idealnya, dalam sehari, masyarakat dapat mengonsumsi tidak lebih dari, gula sebanyak 50 gram atau setara dengan 4 sendok makan, garam sebanyak 5 gram atau setara dengan 1 sendok teh, dan lemak total sebanyak 67 gram atau 5 sendok makan," jelas Yusra. 

Baca Juga: Wamenkes Dante Ingatkan Bahaya Komplikasi Akibat Diabetes

Selain itu, dr Marya melanjutkan, bahwa masyarakat juga secara rutin perlu melakukan pengukuran berat badan untuk mengetahui apakah berat badan mereka termasuk kategori normal atau overweight dan bahkan obesitas. 

Cara pengukurannya dengan metode perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT), yaitu jumlah berat badan (dalam kilogram) dibagi tinggi badan (dalam meter) kuadrat. 

Berdasarkan World Health Organization, untuk orang Asia, apabila hasil BMI-nya di bawah 18,5 maka tergolong kurus, sementara BMI 18,5-22,9 termasuk kategori normal. 

"Masyarakat perlu lebih waspada apabila hasil BMI mencapai angka 23,0-24,9 karena sudah termasuk overweight, 25-29,9 termasuk kategori obesitas tingkat I, dan ≥30 dinyatakan obesitas tingkat II,” jelas dr Marya. 

Head of Strategic Marketing Nutrifood Susana menyatakan, lewat Festival Komunitas ‘Beat Obesity’, pihaknya berharap bisa mengedukasi masyarakat untuk hidup lebih sehat, khususnya di masa pandemi ini, dengan membatasi asupan gula dan memahami sumber pemanis yang lebih baik agar terhindar dari risiko obesitas dan diabetes. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI