Suara.com - Sudah bukan rahasia lagi jika Indonesia memiliki budaya yang begitu kaya dan beragam. Keunikan ini seringkali diangkat oleh sejumlah desainer dalam menelurkan karyanya.
Hal inilah yang juga dipamerkan desainer busana Muslimah, Nina Nugroho dalam kesempatan Hybrid Fashion Show yang digelar Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 8th 2021 baru-baru ini.
Pada momen spesial ini, Nina Nugroho membawakan koleksi bertema Janggawari, yang diambil dari nama sebuah kain tenun nan unik dan langka yang berasal dari suku Baduy, Banten, Jawa Barat.
Menurut Nina, filosofi menenun terutama kain tenun Janggawari ini menarik untuk diangkat, karena terkait erat dengan keberdayaan perempuan dalam hal menjaga fitrah dan harga dirinya, sekaligus menjaga kedisiplinan dan sosial budaya nya.
Baca Juga: Harga Kain Tenun Bisa Jutaan Rupiah, Ternyata Ini Sebabnya
"Keberdayaan perempuan Suku Baduy terkait erat dengan aktifitas menenun yang hanya boleh dilakukan oleh perempuan. Hal ini sejalan dengan semangat kampanye Gerakan #akuberdaya yang sedang digaungkan oleh brand Nina Nugroho," jelas dia dalam siaran pers yang Suara.com terima.
Kain tenun Janggawari didominasi oleh warna alam, yang oleh masyarakat Baduy diartikan dengan suci dan kukuh mempertahan kan martabat suku Baduy dari pengaruh budaya luar. Coraknya yang sederhana mencerminkan sikap hidup dan adat istiadat yang masih ketat dijaga sebagai warisan nenek moyang.
Cara suku Baduy menjaga kehormatannya, lanjut dia mengajarkan kedisiplinan dan menghormati adat istiadat leluhur melalui kegiatan menenun. Hal ini juga sejalan dengan filosofi rancangan Nina Nugroho sebagai busana kerja wanita yang dalam setiap desainnya menjunjung tinggi nilai-nilai seorang perempuan.
Koleksi yang ditampilkan kali ini terdiri dari delapan koleksi berbalut tenun Janggawari yang dibuat dalam versi high end. Disajikan dengan siluet A line, busana ini dituangkan dalam konsep 2in1 fashion.
Terdiri dari shirt dipadukan dengan pipe pants dan kulot, midi shirt dipadukan dengan rok dan long outer yang dipadukan dengan shirt, kesemuanya disajikan dalam tatanan sustainable fashion, yaitu seperti menggunakan dua buah busana namun sejatinya hanya menggunakan satu busana.
Baca Juga: Terungkap! Budaya Menenun di Maluku Diduga Sudah Dilakukan Sejak Zaman Purba
"Perbedaan nya dengan tahun-tahun yang lalu, kini brand Nina Nugroho melahirkan inovasi baru long outer yang 2in1 dan pemilihan bahan wastra kain Tenun Janggawari Baduy. Selain itu, untuk koleksi kali ini, kami membuat versi mass product nya yang bisa di dapatkan di exhibition ISEF 2021 dalam ukuran yang lengkap," ujar dia.
Adapun bahan yang digunakan adalah bahan taffeta Victoria dipadukan dengan kain tenun Janggawari dengan berbagai warna. Sebagai inner puringnya, dipilih bahan satin rosella yang mewah dan sangat nyaman.
"Harapan Nina Nugroho, melalui event ISEF 8th ini, Nina dapat mengkampanyekan Gerakan #akuberdaya yang senada filosofi nya dengan Kain Tenun Janggawari Baduy. Sehingga dapat mengingatkan kembali kepada setiap perempuan Indonesia, bahwa tampil cantik itu tidak harus berlebihan," tutup dia.