Pengertian Ilmu Bioteknologi dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari

Risna Halidi Suara.Com
Senin, 01 November 2021 | 14:42 WIB
Pengertian Ilmu Bioteknologi dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari
Ilustrasi ilmu bioteknologi
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sementara Phytomining (phyta: tumbuhan, mining: menambang) adalah salah satu metode dalam bioteknologi lingkungan yang memanfaatkan tumbuhan untuk mengambil mineral tertentu, seperti kobalt, nikel, dan besi dari perut bumi tanpa perlu membuat lubang besar menganga di tanah.

Hal ini sudah mulai diteliti secara lebih mendalam oleh ilmuwan di Australia. Mereka memanfaatkan tanaman asli Australia, Crotalaria novae-hollandiae, yang telah beradaptasi untuk memanfaatkan kobalt dari dalam tanah.

Untuk bisa mendapatkan kobalt murni dari tanaman tersebut, proses ekstraksi dan purifikasi lanjut masih harus dilakukan. Bayangkan, jika ada tumbuhan atau mikroorganisme asli Indonesia yang mampu mengekstraksi emas, tembaga, atau nikel dari dalam tanah tanpa perlu membuka lokasi tambang baru.

Hal lain yang dapat ditawarkan oleh bioteknologi adalah tanaman dengan gen yang termodifikasi (GMO: genetically modified organisms). Banyak orang berpikir bahwa GMO adalah produk gagal yang tidak alami dan berbahaya bagi kesehatan.

Akan tetapi, sebenarnya ada salah satu contoh GMO yang sudah sering kita manfaatkan hasilnya, yakni kapas yang sudah dimodifikasi dengan memasukkan gen bakteri Bacillus thuringiensis.

Gen bakteri tersebut mampu menghasilkan racun yang membunuh serangga hama perusak tanaman kapas. Ketika gen bakteri dimasukkan ke dalam kode genetika tanaman kapas, kapas tersebut menjadi GMO yang dikenal sebagai kapas-bt (Bt cotton) yang selalu dihindari serangga hama kapas karena beracun untuk mereka.

"Alhasil, produksi kapas tetap meningkat, uang yang harus dikeluarkan untuk penyemprotan hama jauh berkurang, dan petani akan mendapatkan hasil yang baik setiap tahun. Satu produk ini saja sudah mampu berkontribusi baik bagi lingkungan, bagi petani, dan bagi ekonomi negara," tambah Mario.

Ia mengatakan, masih banyak produk bioteknologi yang sudah dikembangkan dan dapat dimanfaatkan dalam skala besar di Indonesia.

Hanya saja sayangnya, belum banyak konsumen Indonesia yang sadar akan potensi produk bioteknologi sehingga permintaan di Indonesia masih sangat rendah bila dibandingkan dengan permintaan produk serupa di negara lain seperti Amerika dan Australia.

Baca Juga: Kejari Tangkap 3 ASN Tersangka Korupsi Alat Berat dan Setoran Tera

"Start-up bioteknologi pun masih belum banyak dikembangkan di Indonesia, sehingga justuru Singapura yang selalu mendapatkan tempat pertama sebagai lokasi pengembangan bioteknologi di Asia Tenggara."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI