Desain Baju dari Kain Tenun vs Kain Biasa, Mana yang Lebih Sulit?

Senin, 01 November 2021 | 14:15 WIB
Desain Baju dari Kain Tenun vs Kain Biasa, Mana yang Lebih Sulit?
Warga Suku Baduy menenun kain di Kampung Kaduketug, Lebak, Banten, Sabtu (2/10/2021). [ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kain tenun tidak hanya bisa dijadikan hiasan ruangan atau dibiarkan tetap menjadi kain untuk sewaktu-waktu dipakai sebagai rok. Di tangan desainer, kain tenun tetap bisa menjadi bahan untuk membuat pakaian dengan desain menawan.

Namun, lantaran kebanyakan bahan kain tenun berbeda dari kain biasa, tentu proses mendesainnya juga tidak sama. Desainer Hayuning Subadra mengaku, pemakaian kain tenun untuk membuat pakaian memang butuh proses yang lebih sulit. 

"Teknik khusus mungkin memperhatikan motif, tanyakan ke penenunnya bagian atas mana, jangan sampai terbalik, jangan sampai ada bagian yang kebuang," kata Adra, sapaan akrabnya, saat ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu.

Bahkan saat memotong kain tenun yang akan digunakan, Adra melakukannya dengan teknik berbeda. Ia mengungkapkan, sebisa mungkin memotong kain tetap dalam bentuk lurus. Walaupun, desain yang dibuatnya berbentuk hotizontal maupun vertikal.

Baca Juga: Kasus Mayat Terbungkus Kain Putih di Bantaran Kali BKT, 5 Orang Dibekuk Polisi

Mahasiswa Fashion Desain Bikin Pameran Virtual, Angkat Kain Tenun Sumba (Dok. LaSalle College Jakarta)
Mahasiswa Fashion Desain Bikin Pameran Virtual, Angkat Kain Tenun Sumba (Dok. LaSalle College Jakarta)

"Jadi nggak ada motong lengan atau leher atau rumbai-rumbai, pola bunga misalnya, di potongannya kalau tenun ya lurus aja supaya tidak ada motif yang terbuang," ujarnya.

Kesulitan lainnya dalam mencari bahan lain yang sesuai dipadupadankan dengan kain tenun. 

"Karena tenun bahannya tebal, jadi mencari kombinasi kain mana agar tidak kebanting dengan kain tenun," ucapnya.

Berkesempatan mendesain baju untuk acara penggalangan dana pembangunan Desa Nggela di pulau Flores, Adra membuat 22 pakaian dari bahan tenun asli Nggela. Puluhan pakaian itu kemudian dilelang untuk biaya pembangunan rumah adat di desa tersebut. 

Salah satu ciri khas dari tenun Nggela, menurut Adra, kebanyakan motifnya ramai. Sehingga Adra tidak bisa sembarangan dalam memotong kain. Dari pengalaman tersebut, ia bercerita sempat menyarankan para penenun untuk membuat motif baru yang lebih modern.

Baca Juga: Geger Mayat Terbungkus Kain di Cilincing, Diduga Dibuang Pembunuhnya di Pinggir Kali BKT

"Beberapa bulan ini mendampingi mama-mama untuk mengembangkan motif dan mengembangkan produk. Jadi gimana supaya tenun bukan hanya adat warisan nenek moyang, tetapi membuat opsi baru untuk market yang lebih luas. Supaya lebih banyak pendapatannya," katanya.

"Jadi bentuknya lebih modern, lebih banyak warnanya, ada bagian yang polos. Kalau sebelumnya full motif. Sekarang bagaimana kita memposisikan tenunnya supaya bisa jadi baju, jadi enggak sayang kalau dipotong," pungkas Adra.
 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI