Diakui Faiz, saat pandemi melanda, Antarestar cukup kewalahan menghadapi situasi ini. Ditambah dengan ditutupnya banyak tempat wisata luar ruang sehingga mengurangi pesanan yang masuk.
Faiz mengatakan, “Saat itu yang terpikirkan oleh kami adalah bagaimana caranya bisa bertahan dan tidak merumahkan karyawan yang di awal tahun 2020 sudah mencapai 25 orang. Saya rajin memantau media sosial untuk mengetahui apa saja sih yang lagi nge-tren. Akhirnya saya memutuskan untuk menambah portofolio produk di Antarestar, dari yang semula fokus pada perlengkapan luar ruang, dengan perlengkapan olahraga rumahan, karena banyak orang yang tetap semangat untuk menjaga kebugaran tubuhnya di rumah. Alhamdulillah, strategi ini tidak hanya berhasil menyelamatkan Antarestar, tapi juga membuat kami tumbuh lebih pesat.”
Bersama timnya yang saat ini berjumlah sekitar 50 orang dan rata-rata berusia 20 tahunan, Faiz rutin berdiskusi mulai dari soal konten media sosial untuk promosi Antarestar hingga ke inovasi produk yang ingin dijajaki demi bisa bersaing dengan pasar.
“Media sosial dan teknologi memang sangat membantu dalam strategi pemasaran Antarestar. Kami bahkan memiliki tim content creator dan social media yang bertanggung jawab membuat dan mengunggah konten, serta menjaga interaksi dengan pelanggan kami, termasuk live streaming,” tambah Faiz.
Karena bagi Faiz, anak muda yang menjadi target pasar Antarestar sangat eksis di media sosial, dan tentunya livestreaming menjadi salah satu cara menjaga perhatian pelanggan.
Kisah Faiz dan Antarestar juga bisa disaksikan di kanal YouTube Lazada Club Indonesia.
Jadi, siapa bilang Gen Z cuma bisa rebahan sambil main media sosial?