Beromzet Puluhan Juta Sehari, Bisnis Ini Dimiliki Oleh Gen Z yang Baru Berusia 19 Tahun

Vania Rossa Suara.Com
Kamis, 28 Oktober 2021 | 13:41 WIB
Beromzet Puluhan Juta Sehari, Bisnis Ini Dimiliki Oleh Gen Z yang Baru Berusia 19 Tahun
Antarestar, Bisnis Beromzet Puluhan Juta Sehari. (Dok. Lazada)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lahir di tengah perkembangan teknologi yang pesat, membuat para digital native yang disebut gen Z ini kerap dianggap memiliki ketergantungan dengan internet dan teknologi. Para gen Z pun kemudian dianggap sebagai generasi yang lebih menyukai hal instan dan tidak suka bekerja keras.

Namun, anggapan tersebut tidak berlaku bagi Faiz Daffa Fathullah, pemuda 19 tahun, Founder & CEO dari Antarestar Adventure (Antarestar), toko online perlengkapan luar ruang dan olahraga di platform Lazada.

Faiz memulai perjalanan bisnisnya sejak SMA dan merupakan otak serta penggerak pertumbuhan bisnis Antarestar yang dibangun di tahun 2017.

Pandemi memang sempat menggoyahkan upaya Faiz, namun Antarestar terbukti berhasil mengatasi tantangan tersebut bahkan terus bertumbuh karena berbagai inovasi yang dilakukan Faiz dan tim di Antarestar.

Baca Juga: 5 Cara Mudah Mulai Jualan di Shopee, 100 Persen Gratis

Keberadaan platform eCommerce juga mendorong bisnis Antarestar terus bersinar, sesuai dengan nama Antarestar yang terinspirasi dari salah satu nama bintang paling terang di angkasa.

“Saya memang suka berjualan sejak SMA dan berawal hanya dari keinginan memenuhi kebutuhan teman-teman saja. Toko pertama saya juga menjual banyak variasi barang yang saat itu sedang tren dan dicari banyak orang. Istilahnya, palugada, apa lo minta, gue ada,“ ujar Faiz sambil tersenyum.

“Tapi, setelah saya bertemu satu konveksi yang menawarkan produksi perlengkapan kemping dan petualangan, saya pun memutuskan untuk fokus pada produksi dan menjual perlengkapan luar ruang ini, mulai dari baju, tas hingga ke tenda, sleeping bag, dan perlengkapan pendukung lainnya,” kata Faiz, mengutip siaran pers Lazada yang diterima Suara.com.

Dukungan penuh dari kedua orangtuanya membuat Faiz makin percaya diri dalam merintis bisnis. Awalnya ia hanya memanfaatkan media sosial untuk berjualan. Namun karena setiap pesanan harus diproses manual, lama kelamaan ia menjadi kewalahan.

Di tahun 2018, Faiz masuk ke platform eCommerce yang ketika itu memelopori fitur cash-on-delivery (COD – bayar di tempat). Menurut Faiz, dengan kebanyakan target pasarnya belum memiliki rekening bank, fitur COD akan membantu memperluas jaringan pasar Antarestar.

Baca Juga: Pelaku Bisnis Diminta Percepat Penerapan Supply Chain Digital Dalam Berbagai Industri

Selain COD yang membantu memperluas pasar, Faiz juga mengikutsertakan karyawannya ke program pelatihan penjual yang diakomodasi oleh e-commerce tersebut. Pelatihan tersebut mengajarkan berbagai topik dasar bagaimana membuat tampilan toko online yang menarik, hingga materi bagaimana membaca dan mengolah data menjadi sebuah kesempatan bisnis baru.

Diakui Faiz, saat pandemi melanda, Antarestar cukup kewalahan menghadapi situasi ini. Ditambah dengan ditutupnya banyak tempat wisata luar ruang sehingga mengurangi pesanan yang masuk.

Faiz mengatakan, “Saat itu yang terpikirkan oleh kami adalah bagaimana caranya bisa bertahan dan tidak merumahkan karyawan yang di awal tahun 2020 sudah mencapai 25 orang. Saya rajin memantau media sosial untuk mengetahui apa saja sih yang lagi nge-tren. Akhirnya saya memutuskan untuk menambah portofolio produk di Antarestar, dari yang semula fokus pada perlengkapan luar ruang, dengan perlengkapan olahraga rumahan, karena banyak orang yang tetap semangat untuk menjaga kebugaran tubuhnya di rumah. Alhamdulillah, strategi ini tidak hanya berhasil menyelamatkan Antarestar, tapi juga membuat kami tumbuh lebih pesat.”

Bersama timnya yang saat ini berjumlah sekitar 50 orang dan rata-rata berusia 20 tahunan, Faiz rutin berdiskusi mulai dari soal konten media sosial untuk promosi Antarestar hingga ke inovasi produk yang ingin dijajaki demi bisa bersaing dengan pasar.

“Media sosial dan teknologi memang sangat membantu dalam strategi pemasaran Antarestar. Kami bahkan memiliki tim content creator dan social media yang bertanggung jawab membuat dan mengunggah konten, serta menjaga interaksi dengan pelanggan kami, termasuk live streaming,” tambah Faiz.

Karena bagi Faiz, anak muda yang menjadi target pasar Antarestar sangat eksis di media sosial, dan tentunya livestreaming menjadi salah satu cara menjaga perhatian pelanggan.

Kisah Faiz dan Antarestar juga bisa disaksikan di kanal YouTube Lazada Club Indonesia.

Jadi, siapa bilang Gen Z cuma bisa rebahan sambil main media sosial?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI