Cegah Konflik Rumah Tangga dan Perceraian, Toleransi Dalam Keluarga Perlu Ditingkatkan

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 27 Oktober 2021 | 15:18 WIB
Cegah Konflik Rumah Tangga dan Perceraian, Toleransi Dalam Keluarga Perlu Ditingkatkan
Ilustrasi perceraian. (Rex/ Mirror)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peningkatan toleransi dalam berkeluarga penting untuk mencegah konflik rumah tangga dan perceraian.

Menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, salah satu caranya adalah dengan mendorong penguatan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berkeluarga.

"Betapa kita sedih ketika di dalam keluarga tidak ada toleransi, sehingga permasalahan dipakai sebagai dasar perceraian," kata Hasto Wardoyo dikutip dari ANTARA.

Dalam paparannya, Hasto menampilkan data yang diolah dari Statistik Indonesia 2016, 2017, 2019. Data tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan perceraian yang signifikan pada tahun 2017 menuju 2018, yakni dari 374.516 perceraian pada 2017, menjadi 408.202 perceraian pada 2018.

Baca Juga: Mengenal Pengertian Dasar Negara dan Fungsi Pancasila

Ilustrasi perceraian [shutterstock]
Ilustrasi perceraian [shutterstock]

Selain itu, berdasarkan pemberitaan sebelumnya, Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung Aco Nur juga mengatakan bahwa terdapat peningkatan kasus perceraian di masa pandemi COVID-19.

Bagi Hasto, jumlah perceraian di Indonesia dapat ditekan dengan cara meningkatkan toleransi antara setiap anggota keluarga, khususnya suami dan istri.

Hasto berpendapat bahwa jika suami dan istri saling memberi toleransi atas kekurangan masing-masing, kemudian melakukan musyawarah dan bermufakat untuk membangun suatu rumah tangga, maka jumlah perceraian di Indonesia dapat mengalami penurunan.

"Jika mengamalkan nilai-nilai Pancasila di rumah tangga, tentu perceraian tidak akan banyak," tutur dia.

Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa kondisi pandemi COVID-19 dan pesatnya kemajuan teknologi merupakan tantangan bagi Pancasila untuk dapat hadir di tengah-tengah keluarga dan menyelesaikan berbagai masalah.

Baca Juga: Pacaran dengan Bujang, Ratu Rizky Nabila Minder Berstatus Janda

Kemajuan teknologi mengakibatkan masing-masing anggota keluarga semakin individualistik dan menghilangkan budaya gotong royong. Selain itu, kemajuan teknologi juga meningkatkan hedonisme dan memunculkan kapitalisme baru.

"Itu semua merupakan bagian dari penyimpangan-penyimpangan yang, kalau menurut saya, harus kita bersama-sama mengkalibrasi, supaya kita kembali ke nilai-nilai Pancasila yang menyejukkan di dalam kehidupan keluarga," ujar Hasto. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI