Ketahui Sejarah Gerakan Non Blok: Indonesia dan Soekarno Punya Peran Besar

Selasa, 26 Oktober 2021 | 16:47 WIB
Ketahui Sejarah Gerakan Non Blok: Indonesia dan Soekarno Punya Peran Besar
Bendera negara peserta peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 (Suara.com/Kurniawan Mas'ud)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berakhirnya Perang Dunia II pada Agustus 1945 menyisakan permusuhan dengan terciptanya blok Barat dan blok Timur. Namun ada negara-negara yang tidak memihak kedua blok tersebut, yang disebut Gerakan Non Blok (GNB), dan Indonesia termasuk di dalamnya.

Mengutip buku elektronik milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) 2018 berjudul Sejarah Indonesia terbitan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, berikut penjelasan singkat seputar sejarah gerakan non blok.

Gerakan Non-Blok (GNB) atau Non Align Movement (NAM) adalah suatu gerakan yang dipelopori oleh negara-negara dunia ketiga yang beranggotakan lebih dari 100 negara.

Gerakan ini berusaha menjalankan kebijakan luar negeri yang tidak memihak dan tidak menganggap dirinya beraliansi dengan Blok Barat atau Blok Timur.

Baca Juga: Bahas Covid-19, Presiden Jokowi Ikuti KTT Gerakan Non Blok Secara Virtual

Gerakan Non Blok merepresentasikan 55 persen penduduk dunia dan hampir 2/3 keanggotaan PBB. Mayoritas negara-negara anggota GNB adalah negara-negara yang baru memperoleh kemerdekaan setelah berakhirnya Perang Dunia II, dan secara geografis berada di benua Asia, Afrika, dan Amerika Latin.

Setelah berakhirnya Perang Dunia II, tepatnya di era 1950-an, negara di dunia terpolarisasi dalam dua blok, yaitu Blok Barat di bawah pimpinan Amerika Serikat dan Blok Timur di bawah pimpinan Uni Soviet.

Pada saat itu terjadi pertarungan yang sangat kuat antara Blok Barat dan Blok Timur, era ini dikenal sebagai era Perang Dingin (Cold War) yang berlangsung sejak berakhirnya PD II hingga runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1989.

Pertarungan antara Blok Barat dan Blok Timur merupakan upaya untuk memperluas sphere of interest dan sphere of influence. Dengan sasaran utama perebutan penguasaan atas wilayah-wilayah potensial di seluruh dunia.

Dalam pertarungan perebutan pengaruh ini, negara-negara dunia ketiga (di Asia, Afrika, Amerika Latin) yang mayoritas sebagai negara yang baru merdeka dilihat sebagai wilayah yang sangat menarik bagi kedua blok untuk menyebarkan pengaruhnya.

Baca Juga: Potret Pekerjaan Unik di KAA 1955, Pengedar Lilin hingga Pengangkut Kertas

Akibat persaingan kedua blok tersebut, muncul beberapa konflik terutama di Asia, seperti Perang Korea, dan Perang Vietnam.

Dalam kondisi seperti ini, muncul kesadaran yang kuat dari para pemimpin dunia ketiga saat itu untuk tidak terseret dalam persaingan antara kedua blok tersebut.

Lahirnya organisasi Gerakan Non Blok dilatarbelakangi oleh kekhawatiran para pemimpin negara-negara dunia ketiga terutama dari Asia dan Afrika terhadap munculnya ketegangan dunia saat itu karena adanya persaingan antara Blok Barat dan Blok Timur.

Negara dan tokoh pendiri Gerakan Non Blok

Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung merupakan proses awal lahirnya GNB. Tujuan KAA adalah mengidentifikasi dan mendalami masalah-masalah dunia waktu itu, dan berusaha memformulasikan kebijakan bersama negara-negara yang baru merdeka tersebut pada tataran hubungan internasional.

Sejak saat itu, proses pendirian GNB semakin mendekati kenyataan, bersama dengan tokoh-tokoh yang memegang peran kunci sejak awal adalah Presiden Mesir Ghamal Abdul Naser, Presiden Ghana Kwame Nkrumah, Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, Presiden Indonesia Soekarno, dan Presiden Yugoslavia Josep Broz Tito.

Kelima tokoh ini kemudian dikenal sebagai para pendiri GNB.

GNB menempati posisi khusus dalam politik luar negeri Indonesia karena Indonesia sejak awal memiliki peran sentral dalam pendirian GNB.

KAA tahun 1955 yang diselenggarakan di Bandung dan menghasilkan Dasa Sila Bandung yang menjadi prinsip-prinsip utama GNB, merupakan bukti peran dan kontribusi penting Indonesia dalam mengawali pendirian GNB.

Tujuan GNB mencakup dua hal, yaitu tujuan ke dalam dan ke luar. Tujuan ke dalam yaitu mengusahakan kemajuan dan pengembangan ekonomi, sosial, dan politik yang jauh tertinggal dari negara maju.

Tujuan ke luar, yaitu berusaha meredakan ketegangan antara Blok Barat dan Blok Timur menuju perdamaian dan keamanan dunia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI