Suara.com - Meningkatnya minat melakukan liburan perlu dibarengi dengan semangat wisata yang ramah anak.
Untuk mewujudkan pariwisata ramah anak, Asdep Perlindungan Khusus Anak dari Kekerasan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Fitra Andika Sugiyono, mengatakan langkah awal dalam melindungi anak di destinasi wisata dari kekerasan dan eksploitasi adalah dengan meningkatkan kesadaran dari semua pihak.
"Ini adalah kerja bersama, mulai dari pemerintah sampai masyarakat bahkan ke anaknya. Kita harus mendengar dan melihat apa kebutuhan anak," kata Fitra dikutip dari ANTARA.
Dengan menyebarkan kesadaran itu, praktik-praktik eksploitasi anak yang selama ini dianggap lazim dapat dicegah dan dihentikan.

"Kesadaran dan kolaborasi serta sinergi bersama sangat penting," katanya.
Wisata yang ramah anak mengedepankan keharmonisan nilai kultural dan tradisi di dalam kehidupan masyarakat dengan aktivitas kepariwisataan serta punya sistem dan mekanisme untuk melindungi anak-anak yang ada di destinasi wisata terbebas dari segala bentuk eksploitasi.
Ini adalah kondisi dimana anak-anak yang ada di destinasi wisata tidak jadi pekerja anak yang membahayakan tumbuh kembangnya, tidak jadi objek eksploitasi secara seksual oleh para turis, domestik atau mancanegara.
Fitra menuturkan, fenomena kasus kekerasan dan eksploitasi anak di daerah wisata bagai gunung es, hanya sebagian kecil kasus yang dilaporkan dan diselesaikan secara tuntas. Praktik kekerasan dan eksploitasi seksual anak yang dilakukan wisatawan berlangsung di sejumlah destinasi wisata dengan memanfaatkan fasilitas pariwisata.
Ini merupakan kejahatan yang dilakukan individu atau terorganisir untuk memanfaatkan anak-anak di destinasi wisata untuk pemenuhan ekonomi maupun seksual. Kejahatan ini secara terselubung terjadi di berbagai belahan dunia, tak cuma Indonesia.
Baca Juga: Destinasi Wisata Bandung Barat dan Bandung Selatan, dari Sungai Sampai Pegunungan
"Maka, perlu dibangun perspektif kolaborasi sehingga situasi fenomena ini lebih disadari oleh masyarakat dan tercipta upaya kreatif dan menarik dalam memerangi eksploitasi anak di destinasi wisata, khususnya wisata perdesaan," kata Fitra.