Suara.com - Viral di media sosial Twitter, pembahasan tentang fenomena split bill alias membayar patungan saat pergi dengan lawan jenis.
Perbincangan viral setelah seorang netizen dengan akun @tikotapicokin menyebut split bill adalah hal lumrah saat pergi dengan lawan jenis. Perdebatan ini pun menuai pro-kontra. Apa kata pakar psikologi soal hal ini?
Split bill dalam urusan asmara merupakan istilah yang muncul tentang siapa yang membayar makanan, baik antara perempuan maupun pria. Menurut konsultan psikologi dari Shine Consulting, Lina Karlina, split bill sejatinya adalah masalah etika.
“Kalau fenomena ini, menurut aku ini tergantung bila berbicara soal etika. Dan itu tergantung pada prinsip dan nilai yang dianut oleh perempuan dan pria. Jadi menurut aku tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah,” ungkapnya saat dihubungi Suara.com, ditulis Sabtu (23/10/2021).
Baca Juga: TOP 5 Viral: Pria Tahan Tangis Sampai Hampir Pingsan Jelang Akad, Tenda Hajatan Mepet Rel
“Jadi tergantung siapa yang diajak kencan dan siapa yang ngajak kencan. Dan kembali lagi sama orangnya bila itu sudah menyangkut etika,” ungkapnya.
Menurut Lina, tidak ada aturan baku yang mengharuskan pria untuk membayar pengeluaran perempuan.
“Misalnya kencan atau ke mana lebih suka bayarin cewek, atau suka bayarin masing-masing atau patungan, itu it’s okay dan tidak masalah. Jadi tidak ada yang salah maupun yang bener secara etika,” ungkapnya lebih lanjut.
Lalu, benarkah jika pria yang ingin dibayar perempuan bisa menurunkan harga dirinya? Menjawab pertanyaan itu, Lina mengatakan baiknya sebelum kencan tanyakan dulu.
“Ya saranku ditanyakan dulu sebelum kencan. Kadang ada cewek menilai ‘Kok cowok split bill sih’, ‘Kok nggak ada harga dirinya?’ memang ada sebagian yang seperti itu. Tapi sebagian nggak, justru lebih seneng kalau bayar sendiri,” ungkapnya.
Baca Juga: Kencan Pertama Putranya, Sang Ayah Ikut Mengatarkan, Warganet Takut Jika Jadi Wanitanya
“Bahkan sebagian perempuan juga senang kalau bayarin pacarnya, karena itu sebagai bentuk bahwa dia mengapresiasi dirinya sendiri, berdaya, dan tidak bergantung pada laki-laki. Jadi ada yang berpikiran seperti itu, jadi kembali lagi pada orangnya,” pungkasnya.