Suara.com - Topik seputar finansial dan keuangan masih sering dianggap tabu untuk dibicarakan. Bahkan, ada yang beranggapan bahwa topik keuangan dan finansial lebih tabu dibandingkan bicara soal seks.
Hal ini terlihat dari indeks literasi keuangan yang baru mencapai 38,03 persen. Dalam keterangannya, Indrijati Rahayoe, Chief Human Resources and Community Investment Officer Prudential Indonesia menanggapi, masih terdapat kesenjangan yang cukup besar antara indeks inklusi dan literasi keuangan.
Terlebih pemahaman finansial pada kelompok perempuan. Padahal mereka memegang peran penting untuk memberdayakan dirinya serta lebih jauh lagi, menjadi ‘menteri keuangan’ keluarga dan mewujudkan keuangan keluarga yang sehat.
Pada 2019 indeks literasi keuangan perempuan Indonesia juga masih tertinggal dibandingkan laki-laki yaitu 36,13 persen.
Baca Juga: Tersangka di Bareskrim, CEO Jouska Finansial Indonesia Terjerat Kasus Penipuan hingga TPPU
"Oleh karena itu, kita perlu mengatasinya dengan membekali masyarakat pengetahuan untuk membuat keputusan keuangan yang cerdas dan memahami berbagai pilihan perencanaan keuangan yang tersedia, seperti perlindungan asuransi untuk keluarga," kata Indri.
Indri melanjutkan, pemahaman keuangan harus kian ditingkatkan terutama dalam kondisi pandemi yang menyebabkan berbagai tekanan dan ketidakpastian ekonomi.
"Makanya kami melalui berbagai program Community Investment terus melatih kemampuan pengelolaan uang bagi para perempuan, anak-anak sebagai generasi penerus, komunitas ekonomi Syariah, hingga pelaku UMKM agar mereka dapat memiliki perencanaan keuangan yang sehat dan bisa mendapatkan yang terbaik dalam hidupnya.
Indri mlanjutkan, bahwa sejumlah pelatihan terus dilakukan Prudential Indonesia berkolaborasi dengan berbagai kementerian, antara lain Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Hingga September 2021, program ini telah memberikan manfaat kepada lebih dari 41.000 perempuan.
Baca Juga: APPI Beri Peringatan Teknologi Finansial Bisa Menjerumuskan