Survei: Baru 28 persen Masyarakat Indonesia Paham Soal Produk Berkelanjutan

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Jum'at, 22 Oktober 2021 | 19:30 WIB
Survei: Baru 28 persen Masyarakat Indonesia Paham Soal Produk Berkelanjutan
Ilustrasi poruduk berkelanjutan. (Dok: Elements Envanto)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam beberapa tahun belakangan tren untuk menggunakan produk hijau atau produk berkelanjutan tengah berkembang di berbagai negara. Namun, pengetahunan masyarakat Indonesia soal produk berkelanjutan masih relatih rendah. 

Dalam keterangannya, Expert Panel Katadata Insight Center (KIC), Mulya Amri mengatakan, berdasarkan hasil survei Katadata Insight Center (KIC), diketahui baru 28 persen konsumen yang betul-betul memahami produk berkelanjutan.

"Kebanyakan pemahaman mereka tentang produk berkelanjutan adalah produk yang bisa dipakai berulang-ulang untuk jangka waktu yang lama. Meski itu bagian dari produk berkelanjutan, tapi belum merupakan definisi yang lengkap tentang produk berkelanjutan," kata Mulya. 

Ramah lingkungan. (Dok: Elements Envanto)
Ramah lingkungan. (Dok: Elements Envanto)

Mulya menjelaskan, dari segi kecendrungan dalam membeli produk, responden banyak melihat review untuk mengetahui informasi produk berkelanjutan, kemudian mempertimbangkan kualitas, dan terakhir terkait harga.

Baca Juga: Peduli LIngkungan, Wanita Ini Sulap Anjingnya jadi Vegetarian

"Ada responden yang bersedia membayar dengan harga lebih tinggi. Jadi sudah ada pemahaman juga di kalangan responden bahwa kadang untuk mendapatkan produk berkelanjutan, dalam artian ketika mereka ada ingin berkontribusi untuk menjaga lingkungan, ada responden yang bersedia membayar harga lebih tinggi kalau dia bisa diyakinkan bahwa produknya lebih berkelanjutan," tuturnya.

Sustainable Packaging Manager Nestle Indonesia, Faiza Anindita mengapresiasi hasil survei yang dilakukan KIC. Berdasarkan hasil survei tersebut, yaitu konsumen dengan kelompok ekonomi c,d, dan e sebesar 68 persen menjelaskan jika kelompok tersebut sudah memahami produk hijau atau berkelanjutan.

"Ini menarik sekali dan menyenangkan. 50 persen lebih itu mengatakan its oke membayar lebih yang penting ini mengusung keberlanjutan, belum lagi milenial ternyata porsinya juga banyak. Karena kenapa? milenial ini banyak sekali yang orang kuliahan, tapi juga orang tua baru. Orang tua yang mereka punya kesadaran untuk memilih produk berkelanjutan dan berarti mereka bisa menularkan ke anak-anak mereka nantinya tumbuh kebiasaan baru atau habit baru yang kita berharap ke depannya generasi berikutnya lebih sadar akan lingkungan, keberlanjutan," kata Faiza.

Menurutnya, hasil survei juga memantapkan langkah pihaknya dengan target net zero yang pada Desember 2020, Nestle secara global mengumumkan berambisi mencapai net zero di tahun 2050.

Sebagai informasi, survei dilakukan pada 30 Juli sampai 1 Agustus 2021 dengan jumlah responden sebanyak 3.631 orang dari seluruh Indonesia. Sekitar 68 persen dari responden tersebut berdomisili di Pulau Jawa dengan komposisi berimbang antara laki-laki dan perempuan.

Baca Juga: Pencemaran Lingkungan, Pengertian, Penyebab, dan Jenisnya

Mulya menambahkan, karakteristik responden untuk survei produk hijau ini, sebanyak 47 persen merupakan generasi milenial dengan rentang usia 24 hingga 39 tahun, dan 36 persen generasi Z dengan rentang usia 17-23 tahun.

"Jadi kalau kita total lebih 80 persen yang milenial dan gen Z," ujarnya.

Dari segi pendidikan, responden dalam survei ini adalah 57 persen SMA dan 22 persen Sarjana.

Untuk sisi kelas ekonomi, responden dikalsifikasikan menjadi a,b,c,d, dan e. Kelas ekonomi paling tinggi pada kelompok a dengan persentase 19 persen. Sedangkan kelompok c,d,dan e total persentasenya 68 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI