Suara.com - Pencak silat merupakan salah satu olahraga bela diri kebanggaan tanah air dan merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia. Tapi, sudahkah kamu mengetahui asal usul dan gerakan dasar dalam olahraga ini?
Mengutip buku elektronik terbitan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud 2017, pencak silat adalah olahraga bela diri asli Indonesia yang dapat dimainkan secara perorangan, berpasangan, maupun beregu.
Karena pencak silat lahir dari kebudayaan bangsa Indonesia, maka perkembangannya dipengaruhi oleh watak, selera, dan bakat masyarakat yang ada di daerahnya masing-masing.
Selain keadaan masyarakat dan sifatnya, faktor alam juga dapat mempengaruhi perkembangan pencak silat itu sendiri, misalnya keadaan tempat, iklim, keadaan sosial, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Kenalin Nih! Maryam Jamaludeen, Ahli Gizi Muslim AS Pecinta Pencak Silat
Pencak silat adalah suatu cara bela diri yang menggunakan akal sepenuhnya. Akal yang dimiliki manusia lebih sempurna bila dibandingkan dengan makhluk-makhluk yang lainnya.
Oleh karena itu, tidak mustahil jika manusia dapat menguasai segala macam ilmu di dunia ini. Selain itu, untuk menguasai bela diri pencak silat, diperlukan penguasaan teknik dasar pencak silat.
Asal usul pencak silat
Di Indonesia istilah pencak silat baru mulai digunakan setelah berdirinya top organisasi pencak silat yaitu IPSI. Sebelumnya di daerah Sumatera, lebih dikenal dengan istilah Silat, sedangkan di tanah Jawa kebanyakan dikenal dengan istilah Pencak Silat.
Pada periode kepemimpinan Eddie M. Nalapraya, Indonesia sebagai pendiri memiliki hasrat untuk mengembangkan pencak silat ke mancanegara dengan mengambil prakarsa pembentukan dan pendirian Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa atau PERSILAT pada tanggal 11 Maret 1980 bersama Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
Keempat negara tersebut akhirnya dinyatakan sebagai negara-negara pendiri Internasional pencak silat.
Baca Juga: Pencak Silat Tetada Kalimasada, Olahraga Alternatif untuk Daya Tahan Tubuh
Upaya pengembangan pencak silat yang dipelopori oleh Indonesia dan anggota PERSILAT lainnya sampai saat ini berhasil menambah anggota PERSILAT.
Penambahan anggota ini memberikan dampak pada usaha IPSI dan anggota PERSILAT lainnya untuk memasukkan pencak silat ke multi event di tingkat Asia, yaitu Asian Games, dengan membentuk organisasi Pencak Silat Asia Pasific pada Oktober 1999.
Organisasi pencak silat di Indonesia yang disebut dengan Ikatan Pencak Silat Indonesia atau disingkat IPSI didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, diprakarsai oleh Mr. Wongsonegoro, yang saat itu menjabat sebagai ketua pusat kebudayaan.
Gerakan dasar pencak silat
Gerak dasar pencak silat adalah suatu gerak terencana, terarah, terkoordinasi, dan terkendali, yang mempunyai empat aspek sebagai satu kesatuan, yaitu aspek mental spiritual, aspek bela diri, aspek olahraga, dan aspek seni budaya.
Sehingga pencak silat merupakan cabang olahraga yang cukup lengkap untuk dipelajari, karena memiliki empat aspek dalam satu kesatuan utuh dan tidak dapat dipisah-pisahkan.
1. Sikap berdiri pencak silat
Sikap berdiri ini meliputi sikap salam dan berdoa, yang dilakukan setiap memulai dan mengakhiri pembelajaran atau pertandingan, dilakukan untuk memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Lalu ada sikap kangkang, merupakan sikap dasar untuk langkah dan kuda-kuda. Sikap kuda-kuda merupakan persiapan untuk melakukan serangan dan belaan.
2. Sikap jongkok, duduk, dan berbaring
Sikap ini perlu dipelajari untuk menghindari dari terluka, dan memastikan postur yang benar sebelum menyerang sekaligus saat mendapatkan serangan.
Sikap ini meliputi kedua tangan memegang paha di depan, dengan kedua lutut kaki di tekuk. Gerakan satu kaki kanan maju dengan lutut ditekuk lurus, serta kedua tangan mengapal ke arah depan.
Lalu ada gerakan bersila dengan benar, dengan kedua tangan berada di pinggul dan duduk dengan badan tegap.
Terakhir, yakni sikap berbaring dengan tangan kanan memegang dada dan tangan kiri menahan lantai.
3. Sikap pasang pencak silat
Gerakan sikap pasang meliputi sikap pasang atas, sikap pasang tengah, dan sikap pasang bawah.
Ini adalah sikap saat menghadapi lawan maupun bertahan dari serangan lawan. Umumya merupakangan gabungan dari kuda kuda ataupun tanpa kuda kuda dengan sikap kaki tangan.
Karena digunakan untuk menghadapi lawan, maka kesiagaan harus dilatih dengan baik, baik dari siaga secara indera penglihatan, gerakan angin, hingga penciuman juga bisa digunakan. Kesiagaan mental juga perlu dibangun untuk kembali menyerang lawan.