Preservasi Sastra Bali, Yayasan Puri Kauhan Ubud Luncurkan 3 Buku Sastra Saraswati Sewana

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 21 Oktober 2021 | 11:48 WIB
Preservasi Sastra Bali, Yayasan Puri Kauhan Ubud Luncurkan 3 Buku Sastra Saraswati Sewana
Ilustrasi Pura di Bali. [Alexandr Podvalny/Pexels]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Bagaimana mereka hidup, menjaga harmoni antar manusia, dengan alam, dan juga terjalinnya hubungan yang kohesif antar yang nyata dan yang tidak nyata," tutur I Wayan menjelaskan.

Koordinator Staf Khusus Presiden AAGN Ari Dwipayana selaku Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud menyampaikan bahwa peluncuran buku yang tepat dilaksanakan pada Buda nemu purnama yang disebut dengan Buda Kembang ini dimaknai sebagai kesempatan emas, waktu yang sangat tepat untuk menyadari sambungan tali rasa-kalbu-hati, antara pertiwi-tanah-tubuh dan candra/bulan.

Ari juga menekankan bahwa masyarakat Bali tidak cukup hanya merayakan budaya literasi, tetapi harus dilanjutkan dengan Sastra Paraga, membadankan sastra dalam pikiran, kata-kata, dan tindakan.

Dari Sastra Paraga inilah kemudian lahir Sastra Dresta. Sastra Dresta adalah sastra yang telah dijadikan cara pandang dan tindakan kolektif untuk memecahkan berbagai persoalan kalut dan kemelut hidup.

Hadir memberikan apresiasi atas peluncuran buku ini, tiga tokoh yang sangat intens mengamati perkembangan budaya Bali yaitu, Jean Couteau, Profesor Adrian Vickers dari Universitas Sydney dan Dr Graeme Macrae, lecturer dari Massey University.

Ketiga tokoh tersebut memberikan apresiasi atas upaya-upaya yang telah ditempuh Yayasan Puri Kauhan Ubud, dalam membangkitkan kecintaan masyarakat pada sastra dan aksara Bali. Sebuah upaya, yang diharapkan dapat menginspirasi masyarakat Bali lainnya, untuk melakukan upaya bersama yang lebih konkrit dan efektif.

Acara yang diselenggarakan secara hybrid tersebut, juga menghadirkan dongeng mulat sarira yang dibawakan oleh Rukardi Rinakit dan Ayu Lakmi, serta ditutup dengan Pemutaran Teater Seni Sekala Niskala, karya sutradara muda berbakat Kamila Andiri dan koreografer Ida Ayu Wayan Arya Satyani.

Teater ini telah dipentaskan di Esplanade Theater Singapura pada tahun 2019 dan Asia Topa Melbourne di tahun 2020.

Baca Juga: 35 Tahun di Pasar Seni Legian, Jero Pipit Rindu Bule yang Bisa Belanja Jutaan Rupiah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI